Limapuluh Kota, Humas - Kepala MTsN 3 Limapuluh Kota, Budi, menggelar pertemuan penting yang dihadiri Kaur TU, wakil kepala, serta 31 Wali Kelas dari kelas 7.A hingga 9.J. Pertemuan yang dilaksanakan pada Kamis (21/11) tersebut membahas dan memperkuat kembali penerapan tata tertib Madrasah, khususnya kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para wali kelas.
Kepala Madrasah, Budi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya peran wali kelas dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Selain itu, Budi menekankan perlunya adanya program kelas yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Menurutnya, pendekatan yang holistik terhadap siswa, baik dari sisi psikis maupun moral, harus diperkuat agar setiap siswa dapat berkembang dengan baik, baik secara akademis maupun kepribadian.
Lebih lanjut, Budi juga mendorong para wali kelas untuk melakukan pembaharuan di dalam kelas, tidak hanya terbatas pada metode pengajaran, tetapi juga dalam hal kegiatan ekstrakurikuler dan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan madrasah serta menciptakan atmosfer yang lebih menyenangkan bagi para siswa dalam menjalani proses belajar mengajar. Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih berkesinambungan di MTsN 3 Limapuluh Kota.
Kepala Madrasah mengatakan bahwa guru Bimbingan Konseling (BK) memegang peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan psikologis dan emosional siswa. Sebagai garda terdepan dalam menangani masalah pribadi dan sosial siswa, guru BK membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin mengganggu proses belajar mereka. Selain memberikan konseling individual, guru BK juga sering mengadakan sesi kelompok untuk membahas isu-isu penting, seperti stres akademik, masalah pertemanan, dan pengelolaan emosi.
Guru BK di MTsN 3 Limapuluh Kota tidak hanya fokus pada penyelesaian masalah, tetapi juga berperan aktif dalam membimbing siswa agar dapat mencapai potensi terbaik mereka. Mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan mendukung mereka dalam merencanakan masa depan, baik dalam hal pendidikan maupun karier. Dengan pendekatan yang penuh perhatian dan penuh empati, guru BK di madrasah ini turut menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung kesejahteraan mental setiap siswa. (RA)