Muaro Serambi Mekkah Matuse

Pasaman, Humas—Cita-cita menjadikan Kampung Muaro Nagari Sei Lolo Serambi Mekkah Kecamatan Mapat Tunggul Selatan (Matuse) bukanlah angan-angan kosong.

Pasalnya masyarakat Muaro telah membangkitkan gairah dan semangat untuk belajar serta membumikan al quran dalam kehidupan. Ini berdasarkan keterangan Kepala KUA Matuse syahrijal bersama jajaran yang telah bersilaturrahim ke kampung tersebut dan sungguh takjub dengan aktifitas agama di sana.

Melihat semangat itu, Syahrijal dan para Penyuluh Agama islam dan PPPK berinisiasi menjadikan Muaro sebagai Kampung Al Quran. Dan mengajak Pemerintah Kecamatan beserta Pemerintah Nagari bersama-sama mewujudkan program inovasi tersebut.

Ditemui Senin (18/9), Syahrijal membenarkan inisiasi itu dan mengatakan kesungguhan untuk mewujudkan program ini. Pihaknya pun telah berkoordinasi dan membahas rancangan pembentukan kampung Al Quran dengan Pemerintah di kecamatan ini kemarin.

Menurutnya, salah satu tusi dan nilai dalam lima nilai budaya kerja Kementerian Agama adalah inovasi. Pewujudan Kampung Qur'an baginya sebuah terobosan yang berkesesuaian dengan visi misi Kemenag. Ditambah lagi, sangat mendukung “Pasaman berimtaq” yang merupakan program Bupati Benny Utama dan Wakil Bupati Pasaman Sabar AS.

Lebih lanjut Syahrijal mengatakan, menjadikan Muaro sebagai Kampung Quran karena melihat sendiri aktivitas agama masyarakat yang begitu kental. Setiap malam masyarakat di sana rutin belajar dan membaca al quran, wajar rasanya menjadi serambi Mekkahnya Matuse.

Ia sendiri tak sanggup membendung airmata bahagia tatkala melihat kaum muda, maupun tua dan lanjut usia (lansia) begitu khusuk membacakan ayat demi ayat suci hingga tuntas satu juz semalam. Baginya ini merupakan kegiatan luar biasa, Satu kegiatan yang bisa memberantas buta huruf, baca tulis al quran. Dan ini sangat jarang ditemui serta sangat perlu didukung penuh agar lestari.

“Apalagi berdasarkan histori yang saya peroleh, konon kabarnya para ulama terdahulu banyak berasal dari negeri ini. Kami ingin menghidupkan kembali ruh-ruh para ulama melalui kegiatan ini, hingga menjadikan yang qurani”, tutur pria kelahiran Dua Koto itu meyakinkan.

Lebih lanjut Syahrijal menyampaikan program Kampung Quran ini, salah satu metode yang dilakukan untuk motivasi bagi masyarakat dengan menempelkan stiker yang bertuliskan keluarga Qur'an 1 untuk seluruh anggota keluarga yang sudah bisa baca Qur'an, keluarga Qur'an 2 untuk yang sudah bisa baca Qur'an dengan tajwidnya dan keluarga Qur'an 3 untuk yang sudah bisa baca Qur'an lengkap dengan tajwid dan seninya.

1 Juz Semalam

Di Kampung Muaro ini, menurut PPPK Penyuluh Agama Islam Musfamiruddin, masyarakat telah membentuk kelompok. Ada 3 kelompok, dengan masing-masing anggotanya 45, 35 dan 30 orang. Setiap kelompok secara rutin menuntaskan 1 juz setiap malam dan mengkhatamkannya setiap malam Jumat.

“Setiap kelompok rutin membaca di pusatkan ada di masjid, juga di rumah warga Mereka di bawah bimbingan penyuluh agama, baik tentang tajwid, pengenalan huruf dan seni tilawahnya”, ujar Fami sapaan akrabnya.

Bermula Ide Guru SD

Musfamiruddin menceritakan, aktifitas membaca al quran ini bermula dari ide dari salah seorang guru pada Sekolah dasar yang ingin bisa mengaji bersama sama layaknya tadarus Alquran ketika bulan ramadhan.

Dengan keinginan penuh, guru tersebut mengajak beberapa orang untuk bergabung. Lama kelamaan jumlah anggotanya terus bertambah hingga mencapai 3 kelompok. Dan sekarang masih ada lagi yang ingin membuat kelompok baru khusus laki-laki, karena bkelompok sebelumnya digabung antara laki-laki dan perempuan.

Kelompok mengaji ini juga sudah mulai ekspansi ke kampung sebelah yang bernama Sei Tuor dan sudah berdiri satu kelompok yang anggota berkisar 20 orang. Kegiatan mengaji ini dilakukan setiap malam. Dalam satu minggu setiap anggota harus mengaji sebanyak satu juz. Jikalau anggotanya 30 orang, maka dalam satu minggu kelompok tersebut sudah mengaji sebanyak 30 juz dan mengkhatam Alquran setiap minggunya pada Jumat malam setelah menunaikan shalat isya berjamaah.

“Masyarakat sangat antusias untuk melaksanakannya. Anggotanya juga banyak yang sudah Lansia, baju seragam mereka sudah ada dan tak kalah dengan seragam rawiya”, urai Fami.Musfamiruddin/Ph_ysf

 


Editor: -
Fotografer: -