Narsum Ngopi di The Axana Hotel, Kupas Strategi Wujudkan Madrasah Mandiri dan Berprestasi 

Padang (Humas) Masih bersama Mitra Kemenag Komisi VIII DPR RI H Mhd Asli Chaidir, Kanwil Kemenag Sumbar melalui Bidang Penmad dan Bidang Papkis kembali gelar kegiatan Ngopi hari ini Sabtu, (04/11/2023).

Kegiatan kembali menghadirkan dua narasumber Ki Jal Atri Tanjung Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera Barat periode 2022-2027 membidangi Hukum, HAM dan Hikmah. Satu lainnya merupakan calon legislator muda H Mory Dean Asli Chaidir.

Dalam materinya Strategi mewujudkan kemandirian madrasah menuju Madrasah Mandiri dan Berprestasi Ki Jal Atri Tanjung menyinggung tentang jurnal yang ditulis Amirul Bakhri “ Tantangan Pendidikan Agama Islam di Madrasah pada era Globalisasi.

Dalam jurnal tersebut lanjutnya, terdapat sejumlah usulan yang dinilai perlu dilakukan dalam pengembangan madrasah era ini. Pertama, merumuskan gambaran tentang visi madrasah dalam era globalisasi. Kedua, perlu peningkatan kualitas guru.

Dan untuk mendukung visi madrasah diperlukan sumber daya manusia yang andal, terutama kualitas gurunya. Ia melihat bahwa guru madrasah sebagian masih ada yang mengajar tidak sesuai pendidikan yang diterimanya bahkan masih belum sesuai dengan tuntutan UU nomor 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen.

Menurut jurnal itu, sambung Ki Jal Atri indikator itu bisa terlihat dari lima aspek, diantaranya tidak menguasai terhadap subjecr matter dengan baik, kurang menguasai metodologi pengajaran yang efektif, kurang menguasai alat dan bahan pembelajaran dan aspek guru madrasah yang berlatar belakang pendidikan agama dan sisanya sedikit guru berlatar belakang umum.

Ketiga, diperlukan review terhadap kurikulum yang mengarah pada perubahan tuntutan masyarakat global dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan kearifan lokal.

“Kurikulum madrasah perlu memuat kurikulum lokal, nasional dan internasional . Dalam konteks ini, diperlukan penguatan pembelajaran sains dan pengembangan vocational skills yang berbasis teknologi,” katanya mengupas isi jurnal tersebut.

Keempat, dibutuhkan madrasah yang memiliki kelas internasional. Kelima dukungan sarana prasarana yang memungkinkan peserta didik dapat berkembang secara optimal. 

Keenam, perlu jaminan mutu pendidikan dengan mengembangkan standar kinerja pendidikan yang kompetitif dan komperatif dalam konteks nasional. Ketujuh, perlu pengembangan pembelajaran yang berpusat pada siswa, atau student center learning.

Kedelapan, profesionalisme kepala madrasah perlu mendapat perhatian serius. Kesembilan, perlu pendanaan pendidikan madrasah yang wajar, sebagaimana halnya pendidikan umum dan perlu optimalisasi peran masyarakat dalam meningkatkan mutu madrasah.

Selain itu, Ki Jal Atri Tanjung menuturkan berkembangkan madrasah di Indonesia di awal abad ke 20 M merupakan wujud dari upaya pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan para cendikiawan muslim Indonesia.

Ia mengakui, dan mengapresiasi langkah Kemenag untuk meningkatkan mutu madrasah di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari pencairan dana BOS tahun 2020 yang meningkat hingga 6,03 persen dibanding tahun 2018, hingga anggaran BOP RA dan BOS madrasah senilai 10, 077 triliun.

Bahkan peningkatan SDM madrasah baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan juga selalu diupayakan melalui berbagai program, seminar dan pelatihan.

“Bahkan penilitian tentang Strategi dan manajemen peningkatan mutu SDM dimadrasag juga semakin menjamur, “ sebutnya.

Kendati pihaknya tak menampik stereotip negatif sebagian kalangan terhadap Madrasah masih ditemukan, setidaknya upaya tersebut sudah mewakili berapa besar upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan madrasah sebagai wadah pendidikan yang berintegritas tinggi.

Disamping itu, Ia mewanti-wanti gagasan kemandirian dalam belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran jangan berhenti pada tahap slogan saja. Kemandirian madrasah harus sesegera mungkin memiliki konsep dan teknis yang jelas. 

“Apa, bagaimana, pada ruang mana saja kemandirian itu dipraktikkan guru dan siswa?,” tambahnya.

Begitu pula perihal prestasi madrasah, menurutnya madrasah berprestasi merupakan turunan dari konsep Madrasah bermartabat. Dengan kata lain, salah satu indikator madrasah yang bermartabat adalah terwujudnya prestasi yang diraih sebuah madrasah di berbagai bidang.

Untuk itu, slogan madrasah mandiri berprestasi masih membutuhkan konsep dan praktik yang jelas, dibarengi dengan kebijakan pendukung lain, demi terwujudnya kemandirian dan prestasi seluruh warga madrasah.

“Sehingga madrasah tidak hanya menjadi wadah pendidikan, tetapi menjadi sumber mata air kebermanfaatan untuk berbagai pihak,” tukasnya.

Hadir Kakankemenag Kota Padang H Edy Oktafiandi, Ketim Kurikulum H Afrizal mewakili Kabid Penmad, Ketim Kesiswaan H Hamy Mulyawan, Ketim Pendidikan Kesetaraan dan Sisfo Efrian, Ketim Bidang Penmad Taslim Perdana, Kasubbag TU Kankemenag Kota Padang Zulfahmi, 100 peserta yang terdiri dari praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan, tokoh agama/masyarakat, tenaga kependidikan, dan Panpel.(vera)

 


Editor: -
Fotografer: -