Padang Pariaman (Humas)- Hari ini Aula MAN IC Padang Pariaman dipadati ratusan peserta yang mengikuti acara Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) yang terdiri dari 75 peserta para guru pondok pesantren salafiyah (PKPPS), guru MDT/LPQ, Tendik Keagamaan dan turut diramaikan puluhan peserta dari jajaran siswa/i MAN IC Padang Pariaman, Kamis (21/09) siang.
Tidak tanggung tanggung, acara yang digelar oleh Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Sumbar ini selain menghadirkan Kakanwil Kemenag Sumbar diwakili Kabid Papkis H Naharudin serta Jajaran, NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam) bersama Mitra Kementerian Agama (Tahap 2) di Bidang Papkis tahun 2023 menghadirkan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI H Jhon Kennedy Azis.
“Program Ngopi bukan seremonial biasa, datang selesai dan pergi. Namun meminta input, referensi, kebutuhan pendidikan Islam dari peserta Ngopi yang hadir hari ini.” Demikian dituturkan Jhon Kennedy Azis mengawali orasinya.
Ia mengatakan pendidikan hari ini sangat berbeda dengan pendidikan di jaman dahulu. Jika dulu sekolah dinilai sebagai pusat pengetahuan, hari ini pusat pengetahuan itu berada dan berkembang di sosmed. Sekolah seolah hanya sebagai fasilitator.
Kekuatan medsos hari ini bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan. “Apapun yang dicari ada di sosmed. Suka tidak suka, mau tidak mau begitulah realitanya,” katanya.
Terlebih lagi, Jhon Kennedy Azis menjelaskan Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang.
Bonus demografi dimaksud, sambung Jhon Kennedy adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.
"Hari ini kita banyak anak muda. Kalau anak muda ini tidak diarahkan dengan tepat, dan kelola secara baik, akan menjadi masalah direpublik ini." Ungkapnya.
Tak sedikit negara di dunia yang gagal mengelola bonus demografi. Indonesia perlu meniru negara-negara, seperti Jepang, Korea Selatan yang berhasil mengelola bonus demografi melalui pendidikan.
“Karena kita orang Islam, makanya perlu bicara tentang pendidikan Islam. Nah,
Melalui para ustadz/ustadzah ponpes, guru MDA/TPQ peserta Ngopi, beritahu kami, apa yang harus diperbaiki dari pendidikan Islam sekarang ini. " imbuhnya.
John Kennedy mengingatkan jangan sampai kehadiran peserta pada kegiatan Ngopi sekadar datang mendengar sambutan dan pidato, selesai lalu pulang.
“Alhamdulillah dari pertemuan yang telah berjalan, sudah banyak masukan dan referensi yang masuk. Baik itu perihal kesejahteraan guru, sarpras mengajar atau hal lainnya, ”jelasnya.
Bahkan, tak bisa dipungkiri nasib bangsa sangat bergantung pada generasi muda hari ini. Melalui ngobrol pendidikan Islam ia meyakini akan melahirkan sekaligus memperkuat ahli ahli multi disiplin ilmu yang Islamnya kuat.
Disamping itu, saat ini pihaknya bersama mitranya, dalam hal ini Kemenag, tengah berupaya menaikkan Honor Penyuluh Agama Non-PNS di tahun 2024 hingga 150 persen.
Ia mengaku baru baru ini menggelar rapat kerja bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Parlemen.
Salah satu yang di bahas di rapat itu, sebut John Kennedy tentang rencana kenaikan honor penyuluh agama non PNS di Tahun 2024.
Dimana Honor Penyuluh Agama Non-PNS di Tahun 2024 di rencanakan naik dari Rp 500 ribu menjadi Rp 1,5 juta per bulannya.
“Semoga Menag RI segera merealisasikan hal ini. Jika tidak tidak dilaksanakan tentu akan menjadi persoalan baru karena merupakan hasil rapat bersama Kemenag, ” katanya.
Legislator dari partai Golkar ini, menuturkan lembaga pendidikan bisa dinilai bagus, jika peserta didiknya diterima di pendidikan lanjutan terbaik yang tersebar di dalam atau pun luar negeri.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sumbar H Naharudin dalam laporannya menyampaikan bahwa Acara Ngopi ini dikhususkan membincangkan soal pendidikan Agama dan Keagamaan khususnya pendidikan Islam di Sumbar.
Semoga melalui gelaran Ngopi ini mendapatkan wawasan tentang perkembangan dan fenomena pendidikan agama Islam di Indonesia khususnya Sumbar.
“Karena beliau hadir untuk menjemput isu isu aktual terkait pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Islam di Sumbar.”
Untuk itu H Naharudin berharap, peserta yang hadir bisa berperan aktif untuk memberi masukan aspirasi kepada anggota DPR RI Jhon Kennedy Azis.
Sebelumnya, Ketim PAI tingkat menengah Muslimah selaku ketua panitia, menyampaikan sedikitnya ada tiga tujuan kegiatan NGOPI bersama Mitra Kemenag. Pertama, melakukan pembinaan satuan pendidikan PKPPS, MDT/TPQ di Provinsi Sumatera Barat.
Kedua, sosialisasi Isu Strategis pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Islam Tahun 2023 dan terakhir sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Islam khususnya di Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan dilanjutkan dengan Ramah tamah dan dialog ringan dan santai dengan para santri/siswa, guru/ustadz/ustadzah tempat pelaksanaan kegiatan.
Sebagai informasi, kegiatan yang diakhiri dengan penyerahan buku sekaligus plakat dari Kepala MAN IC Hendrisakti Hoktovianus kepada H John Kennedy Azis.
Sebelum kehadiran H. John Kenedy Azis di lokasi acara, kegiatan diisi oleh narasumber pendamping Ketua Pokja PKPPS Sumbar Ustadz Thomson Jerry dan Muslimah sebagai moderator.
Hadir Kakankemenag Kab.Padang Pariaman H Syafrizal dan jajaran Asmadi Staf Ahli John Kenedy Azis, para ketua Tim Bidang Papkis, Kamad MAN IC Papar Hendrisakti Hoktovianus, serta Panpel Ngopi 2023.(vera)