Bukittinggi, Humas--Jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Guru Pendidikan Agama Islam PNS berkalorasi dengan Kemenag Kota Bukittinggi melalui Seksi Pendidikan Agama Islam menggelar program "PAI Bukittinggi Berbagi".
Kegiatan yang digelar, Jum'at (05/04) di aula Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi tersebut dalam rangka syi'ar Ramadhan dalam memupuk rasa empati sesama guru-guru Pendidikan Agama Islam ( Guru PAI) Kota Bukittinggi (SD, SMP, SMA, SMK dan SLB) sekaligus berbagi dengan Guru PAI Non PNS.
Hadir Walikota Bukittinggi, H. Erman Safar, Kakan Kemenag, H. Eri Iswandi, Kacabdin dan Kasi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, H. Tamrin sekaligus menyerahkan paket "PAI Bukittinggi Peduli"yang berasal dari kepedulian Guru PAI PNS Kota Bukittinggi tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, H. Eri Iswandi, menjelaskan, Kota Bukittinggi memiliki 245 orang guru PAI, yang tersebar di setiap sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat. Namun, dari jumlah itu terdapat 66 guru, yang masih berstatus honor.
"Alhamdulillah dengan semangat guru-guru PAI yang luar biasa saling berkoordinasi maka lahirlah program berbagi sesama guru PAI. Terkumpul 66 paket dengan nilai masing-masing paket 200.000 yang terdiri dari Beras, Telur, Minyak dan Gula. Mudah-mudahan ini langkah awal dalam merajut silaturrahmi, kebersamaan dan kekompakan guru PAI se-Kota Bukittinggi. Sehingga kedepan banyak kegiatan positif yang bisa di wujudkan. Kegiatan merupakan terobosan baru tahun ini, didukung penuh oleh Kemenag Bukittinggi,” ungkapnya.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menyampaikan apresiasi kepada perkumpulan Guru PAI di Bukittinggi. Pemko Bukittinggi, selalu mencoba untuk meramu kebijakan anggaran untuk peningkatan kesejahteraan guru.
“Namun, karena jumlah guru honor ini banyak, kita tetap bantu, tapi mungkin angkanya masih cukup kecil sebesar Rp600 ribu per bulan. Ini akan terus kita coba bahas bersama untuk peningkatannya,” ungkap Erman.
Wako berharap, organisasi guru agama ini harus aktif, agar bisa memasukkan proposal hibah. Sehingga dengan proposal itu, pemerintah bisa bantu organisasi guru.
“Kami memang agak menuntut porsi agama di sekolah itu dilebihkan. Sementara, kita belum bisa bantu lebih terhadap honor guru. Tapi, kita bisa bantu melalui organisasi. Untuk itu, juga butuh peningkatan kapasitas guru PAI ini,” harapnya. Syafrial)