Limapuluh Kota, Humas – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Daerah Kabupaten Limapuluh Kota menggelar kegiatan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah, Kamis (28/11) Hadir sebagai pemateri, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) KUA Kecamatan Lareh Sago Halaban, Syaflinda.
Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala Disperpusip, Radimas. Dalam sambutan dan arahannya Radimas mengatakan, kegiatan pelatihan yang diselenggarakan merupakan bagian dari memaksimalkan fungsi pustaka daerah untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
“Perpustakaan tidak hanya sebagai pusat kegiatan membaca dan tempat meminjam buku. Lebih dari itu, perpustakaan juga difungsikan sebagai tempat kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas, seperti kegiatan kita hari ini,” jelas Radimas.
Radimas menambahkan, kegiatan ini merupakan implementasi dari program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), dimana perpustakaan saat ini harus melakukan kegiatan dengan melibatkan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
“Program ini sudah semenjak tahun 2020 kita laksanakan, namun untuk kegiatan penyelenggaraan jenazah baru pertama kali. Peserta yang ikut merupakan masyarakat umum yang mendaftar melalui link yang disebar melalui sosial media perpustakaan. Kegiatan ini gratis untuk masyarakat Limapuluh Kota khususnya, dan sekitar Limapuluh Kota secara umum,” urai Radimas.
Menutup arahannya Radimas berharap kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi masyarakat luas. Setidaknya disetiap kaum ada yang ahli dalam penyelenggaraan jenazah, sehingga tidak ada jenazah yang tertunda pengurusannya lantaran tidak ada yang mampu mengurusnya.
Syaflinda, sebelum mempraktekan langsung tatacara penyelenggaraan jenazah, memberikan arahan dan wejangan kepada seluruh peserta yang berjumlah 20 orang. Linda mengatakan, penyelenggaraan jenazah merupakan salah satu ilmu yang harus dimiliki karena meski tidak sulit, namun banyak orang yang tidak sanggup menyelenggarakannya.
"Salah satu pesan Nabi mengatakan, banyak-banyaklah mengingat penghancur kelezatan, yaitu kematian. Kematian adalah suatu keniscayaan yang pasti akan dialami oleh setiap yang bernyawa. Akan tetapi tak seorang pun tau kapan akan kembali kepada Ilahi. Karena itulah sejatinya setiap diri mempersiapkan bekal untuk pulang ke kampung abadi, yakni akhirat,” tutur Linda.
Lebih lanjut Linda mengatakan, salah satu yang perlu disiapkan berkaitan dengan kematian adalah tatacara penyelenggaraan jenazah. Walaupun ini terjadi setiap hari, kenyataannya banyak umat Islam yang tidak memahami dengan baik atau tidak percaya diri dalam penyelenggaraan jenazah.
Usai memberikan tausiah dan menjelaskan tatacara penyelenggaraan jenazah, Linda bersama peserta langsung mempraktekan ilmu tersebut. Antusias peserta sangat terlihat, hal ini terbukti dari sejumlah pertanyaan yang dilemparkan peserta disela-sela praktek tersebut.
Linda berharap dari kegiatan tersebut ilmunya dapat dipraktekan peserta ditempat tinggalnya dan menularkan ilmu tersebut kepada masyarakat didaerah tempat tinggal masing-masing.(Linda/Nina)