PAIF KUA Kecamatan Lasahan Beri Penyuluhan Refleksi Isra Mikraj Terhadap Perempuan

Limapuluh Kota, Humas – Peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW memberi banyak hikmah bagi umat Islam. Bukan hanya di masa lalu, namun juga bagi kehidupan sekarang. Refleksi peringatan Isra Mikraj juga memberi hikmah khusus bagi kaum perempuan.

Refleksi peringatan Isra Mikraj membantu menjaga kesehatan mental seorang perempuan, sebagai salah satu upaya pendekatan diri kepada Allah. Hal ini disampaikan Syaflinda, Penyuuh Agama Islam Fungsional KUA Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, pada Jumat (24/1) di ruang pertemuan Pengadilan Agama Kota Payakumbuh.

Diikuti anggota Dharmayukti Karini Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama Cabang Payakumbuh, Syaflinda menjelaskan bahwa peringatan Isra dan Mikraj memiliki refleksi hebat bagi pertumbuhan dan perkembang mental seorang perempuan.

“Peristiwa Isra Mikraj adalah perjalanan spritual Rasulullah SAW sebagai hadiah dari Allah SWT atas kesabaran Rasulullah menghadapi berbagai ujian dan tantangan dalam menyampaikan risalah. Hinaan, cercaan, intimidasi kafir Quraisy, termasuk kehilangan orang-orang yang menopang dakwah Rasulullah, seperti Abu Thalib, paman yang selalu melindunginya, dan istri tercinta Khadijah binti Khuwailid yang berkorban jiwa raga,” ungkap Linda.

Linda melanjutkan, sebagaimana manusia biasa, Rasulullah juga merasakan kesedihan yang mendalam dan goncangan jiwa dalam menjalani ujian tersebut. Saat itulah Allah menghibur Rasulullah dengan perjalanan Isra Mikraj sebagaimana yang diabadikan dalam Surah Al Isra' Ayat 1.

Dari peristiwa Isra Mikraj, sebagai seorang perempuan, banyak hikmah yang bisa dipetik. Sebagai perempuan tentu banyak peran yang dilakoni dalam kehidupan, sebagai hamba Allah, sebagai  anak dari orang tua, sebagai istri, ibu, anggota organisasi, anggota profesi, anggota masyarakat, dan sebagainya. Banyaknya peran ini menuntut perempuan agar tetap sehat jasmaninya sekaligus sehat mentalnya

“Diantara cara menjaga kesehatan mental perempuan melalui refleksi Isra Mikraj antara lain, pertama, selalu terkoneksi dengan Allah SWT. Tidak ada masalah yang berat, tak ada urusan yang sulit kalau Allah bersama kita,” jelas Linda.

Linda menjabarkan, ketika kegelisahan mendera, galau melanda, seseorang mencari penenang jiwa dari pernak pernik dunia, tapi lupa meminta bantuan kepada Yang Maha menyelesaikan masalah, yakni Allah SWT. Perjalanan Isra Mikraj adalah perjalanan menuju Allah SWT, Dzat Yang Maha Memberikan Ketenangan. Maka agar jiwa dan mental perempuan selalu sehat sejatinya selalu menjaga keintiman dengan Allah SWT.

Ke dua adalah, menjaga silaturahmi dengan sesama. Isra (perjalanan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Palestina), mengisyaratkan untuk menjaga hubungan horizontal antara sesama. Nabi bersabda bahwa orang yang suka menjalin silaturahim akan dipanjangkan umur dan dilapangkan rezekinya. Hal ini akan membawa ketentraman jiwa bagi seorang perempuan.

“Terakhir adalah, perempuan membutuhkan dukungan komunal. Rasulullah SAW dalam menempuh perjalanan Isra Mikraj ditemani oleh Malaikat Jibril. Ini menunjukkan bahwa untuk menuju Allah SWT perempuan butuh dukungan, sokongan, bahkan pendampingan, terutama dari orang-orang terdekat. Dukungan suami terhadap  istri dalam berbagai aspek akan menyehatkan mentalnya, sehingga selalu waras dalam berfikir dan bertindak,” pungkas Linda menjelaskan.(Linda/Nina)
 


Editor: Nina
Fotografer: Nina