Parenting Pola Asuh Remaja Era Digital di MTsN 6 Limapuluh Kota

Limapuluh Kota, Humas - Menjawab tantangan Pola Asuh Remaja Era Digital, MTsN 6 Limapuluh Kota menggelar kegiatan parenting, Sabtu (5/10). Menghadirkan narasumber dari pengurus dan fasilitator Yayasan Minang Peduli, Sri Kemala Sandi Yuanita, yang lebih akrab dipanggil Bunda Ike, kegiatan ini diikuti oleh orang tua atau wali murid kelas kelas VIII.

Sengaja mengambil tema ini, Kepala MTsN 6 Limapuluh Kota, Muhardi, mengatakan bahwa tema ini sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang. Pada kesempatan tersebut, Muhardi mengajak orang tua agar bekerja sama dalam memperbaiki ibadah, akhlak, dan hal-hal positif lainnya.

"Madrasah menyediakan berbagai kegiatan positif dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini berguna untuk menampung dan menyalurkan bakat dan minat siswa. Kita ingin siswa memiliki skill yang mumpuni, ilmu agama yang kuat, agar mereka sukses di masa mendatang,” ungkap Muhardi.

Bunda Ike, dalam materi yang disampaikan menuturkan bahwa setiap anak yang dilahirkan berada dalam keadaan fitrah atau suci. Maka ayah bunda yang menjadikan anaknya Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Karena keluarga adalah madrasah pertama bagi anak.

“Biak dan buruk akhlak anak, itu pertama kali didapat anak melalui cara pembelajaran dalam keluarga. Orang tua mengajarkan lemah lembut, anak akan juga terbiasa dengan lemah lembut, pun sebaliknya,” ungkap Bunda Ike.

Lebih lanjut Co Founder Yayasan Al Huffazh Payakumbuh ini menyampaikan kekhawatirannya terhadap remaja, melihat kondisi zaman sekarang yang banyak sudah melampaui batas. Krisis akhlak di era digital semakin marak terjadi,

“Krisis adab sangat kita khawatirkan sekarang ini. Seks bebas juga sudah biasa. Kecanduan game online, pencabulan, kekerasan, pembunuhan, narkoba, pornografi, LGBT, pelecehan, bullying, dan masih banyak lagi masalah remaja saat ini. Inilah tugas kita bersama dalam mengentaskannya," lanjut Bunda Ike.

Menampik permasalahan remaja ini, Bunda Ike memberikan solusi, bahwa penanaman keimanan dan ketakwaan kepada anak adalah pondasi utama. Orang tua, madrasah, dan masyarakat harus memiliki visi dan misi yang sama dalam rangka menjaga generasi dari perilaku negatif.

“Kepada orang tua kami juga berpesan, jangan lupa terus limpahkan kasih sayang kepada anak. Jangan ketika mereka sudah menginjak remaja, kasih sayang kita berkurang. Jadilah orang tua yang menjadi sahabat bagi anak, tempat curhat segala masalah anak. Orang tua harus punya waktu luang mendengarkan semua isi hati anak,” tutup Bunda Ike.(Wel/Nina)

 


Editor: Nina
Fotografer: Nina