Pengukuhan DWP Kemenag, Edison Bahas Filosofis Logo DWP Hingga Dampak Ketahanan Keluarga Terhadap Kinerja

Padang, Humas—  Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sumbar Edison hadir memberikan sambutan pada Pengukuhan DWP Kemenag Kabupaten dan Kota se-Sumatera Barat di Aula Amal Bhakti I, Kamis (24/04/25) petang.

Dalam sambutan Edison menyebut, Dharma Wanita Persatuan bukan hanya organisasi pendamping, namun mitra aktif dalam pembangunan karakter bangsa, melahirkan kader kader dan generasi berkualitas. Terutama dalam lingkup keluarga ASN, melalui kegiatan-kegiatan positif.

“DWP bisa menjadi agen perubahan dalam menciptakan keluarga yang harmonis, organisasi yang harmonis, cerdas dan berdedikasi,” ucapnya.

Menurutnya, sebagai bagian dari ekosistem Kementerian Agama, Dharma Wanita Persatuan memiliki peran penting dalam mendukung program-program prioritas yang relevan dengan peran dan kontribusi DWP

“Harapan besar seluruh Kepala Kankemenag Kabupaten dan Kota dapat memberikan dukungan secara optimal agar DWP bisa eksis. Sehingga bisa mengangkat tema-tema yang menyentuh ditengah masyarakat. Baik dikalangan intenal maupun eksternal.” Katanya.

Mewakili Kakanwil, ia menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi sekaligus harapan besar, kepada pengurus yang dilantik bisa menyusun, merencanakan program kerja dan menjalankannya.

Sebagai pembina, Edison mengajak anggota DWP untuk memahami makna filosofis dibalik logo dan slogan DWP Kemenag.

Pertama, putik yang berwarna kuning  bermakna DWP harus melahirkan kader dan generasi yang berkualitas. DWP harus melahirkan kader dan generasi yang berkualitas.

Kemudian pada logo paling atas ada Rantai yang saling bersambung. Dari logo itu bermakna perlunya kekompakan dan persatuan, lanjutnya. Edison meyakini sangat mustahil bagi sebuah organisasi organisasi bisa bekerja maksimal tanpa adanya kekompakan.

“Untuk itu kami sampaikan kepada pengurus DWP yang baru saja dikukuhkan, bawha modal utama dalam sebuah organisasi adalah kesatuan hati takliful qulub.  Bahwa dinamika organisasi kadang terjadi perbedaan ide, pandangan adalah sebuah keniscayaan. Kuncinya yang perlu dijaga bersama adalah persatuan dan kekompakan,” Tegasnya

Menurutnya jika bersatu tidak ada yang berat. Ia mengutip falsafah Minangkabau “Kebukit sama mendaki, kelurah sama menurun. Barek sapikua, ringan samo  dijinjiang. Saciok bak ayam, sadanciang bak basi.” Terangnya.

Edison memandang bahwa tidak ada program yang berat jika sudah bersatu. Kalau tidak ada nilai persatuan dan kekompakan dalam organisasi program yang ringan pun akan terasa berat, sambungnya.

Kemudian, dalam logo dharma wanita ada Lambang padi. Hal ini bermakna program yang berkaitan dengan ekonomi.

“Bersyukur alhamdulilah program DWP Kanwil Kemenag maupun daerah kabupaten kota sudah menyentuh program yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Hanya saja jangan cepat cepat berpuas diri, perlu terus ditingkatkan,” imbuhnya.

Bagaimanapun eksistensi dari sebuah organisasi dinilai Edison sangat membutuhkan pemberdayaan dalam aspek ekonomi. “Kasbul maisyah pemasukan finansial yang mencukupi. Banyak peluang yang bisa dilakukan melalui potensi ekonomi ini,” katanya.

Selain gambar padi, ada lambang Kapas lambang yang berarti kemakmuran. Dengan bersinergi dan rasa syukur yang senantiasa di tanamkan akan melahirkan kemakmuran, sebut Edison.

Namun demikian, Edison mengingatkan bahwa sebuah kemakmuran harus disyukuri tapi bukan untuk menjadi ajang pamer atau flexing.

“Hari ini tak sedikit dari kalangan ibu pejabat yang dihebohkan dengan masalah flexing. Tentu ini bukan bagian dari pejabat dari Istri pegawai Kemenag,” wantinya.

Kemudian juga ada lambang buku. Hal itu menggiring makna anggota DWP harus banyak dan rajin menimba pengetahuan.

“Harus terus belajar baik di internal mulai dari yang sifatnya spritual, maupun pembelajaran memasak, berhias yang digemari perempuan, ataupun tata rias dan hal positif lainnya. Banyak yang bisa dilakukan oleh anggota DWP secara bersama sama. Karena ibu-ibu DWP adalah bagian penting dari Kemenag,” jelasnya mengulangi pesan Kakanwil.

Selain itu, peran strategis para anggota DWP tersebut, lanjut Edison, harus dilakukan dengan tulus. Tujuannya, selain agar terbentuk keluarga yang berkualitas, juga agar berimplikasi pada optimalnya kinerja suami sebagai aparatur sipil negara atau ASN di Kemenag yang berintegritas.

Lebih dari itu, produktivitas kerja suami bermula dari kenyamanan dan kondusifitas hubungan dan ketahanan keluarga. Untuk itu, tugas anggota DWP sangat berperan bagi keluarga

"Sebagai istri, tempatkan diri sebagai pendamping suami dengan terus men-support kinerja suami. Jangan sambut mereka dengan wajah muram atau galau. Berikan dukungan terbaik agar kinerja suami meningkat," pesannya.

Ketika seorang suami sudah kembali kerumah dan menemukan kepercayaan dan kenyamanan bersama istrinya. Maka tentu akan menjadi spirit dan energi baru kembali bagi suami untuk menunaikan tugas berikutnya.

“Maka disini, tugas para istri penting membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis ditengah keluarga. Hanya dengan komunikasi dan saling terbuka makanya bisa terbangun harmonisasi dan keutuhan keluarga, ” katanya.

Disamping harmonisasi di lingkungan keluarga, anggota DWP perlu membangun hubungan yang harmonis di lingkungan eksternal seperti dikantor atau pun dalam pergaulan organisasi DWP itu sendiri

Edison juga menyoroti fenomena dan dinamika  yang berpotensi terjadi dilingkungan organisasi DWP. Para istri ASN yang aktif sebagai anggota DWP harus menjadi pribadi yang amanah, komunikatif dan juga aktif.

“Rahasia organisasi adalah rahasia yang harus disimpan. Rahasia organisasi harus dijaga bersama-sama. Tidak sepatutnya apa yang terjadi dengan dinamika dalam sebuah kepengurusan dibocorkan kepada suami. Begitu juga sebaliknya,” tegasnya.

Edison mengingatkan kebiasaaan membocorkan rahasia organisasi itu bukanlah hal baik. Menurut Edison tidak semua hal yang diketahui perlu dibahas dengan suami, begitu pula sebaliknya.

“Kami juga para suami perlu menjaga hal hal penting lembaga. Makanya perlu saling menjaga untuk membangun hubungan yang baik di rumah, lembaga maupun organisasi DWP,” tutupnya.(vera)

 

 

 

 

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: VR