Perdana di Sumbar, Kabag TU H Miswan Monitoring Pelaksanaan Imtihan Wathoni di PPNY BK

Padang (Humas)- Kabag Tata Usaha H Miswan bersama Ketua Tim Pendidikan dan Kesetaraan dan Sisfo Efrian Monitoring Pelaksanaan Imtihan Wathoni Berbasis Komputer Jenjang Ulya pada Selasa (06/02) di Pondok Pesantren Nurul Yakin Bukik Kandih Padang Pariaman.

Menurut Kabag monitoring dilakukan guna untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan dengan semestinya. Jumlah santri yang mengikuti ujian berjumlah 17 orang untuk Jenjang Ulya. H Miswan juga menyemangati para santri untuk fokus dan tenang dalam menghadapi ujian berbasis CBT tersebut. 

“Kerjakan soal dengan tenang, jangan stress, insyaallah kalian menang. Ketenangan salah satu kunci sukses dalam menyelesaikan ujian,” pesan Kabag TU.

Perdana untuk Sumbar, Ketua tim PK dan Sisfo Efrian menyebut Pelaksanaan Ujian Imtihan Wathoni PDF dilaksanakan pada tanggal 1-3 Februari 2024 untuk jenjang Wustha, serta tanggal 5-7 Februari 2024 untuk jengang Ulya. 

Selain itu, penyelenggaraan Imtihan Wathoni merupakan amanah UU No 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren dan PMA 31 Tahun 2020 Tentang Pendidikan Pesantren yang merupakan ikhtiar Kementerian Agama dalam mengukur capaian kompetensi santri dan standar penguasaan kurikulum yang berbasis kitab kuning. 

“Dimana mengacu pada kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk Pondok Pesantren.” kata Efrian.

Sementara itu, Ustadz Rizen Tk Kuning Pimpinan Pondok PDF Nurul Yaqin Bukik Kandih mengatakan bahwa anak-anak yang berada di Pondok Pesantren ialah anak yang Tafaqquh Fiddin, mau mempelajari dan memperdalam agama. 

“Alhamdulillah santri PDF yang masuk ke pesantren adalah pilihan yang tepat untuk mencari ilmu dunia dan akhirat. Untuk tingkat Ulya tahun ini alhamdulilah yang mengikuti Imtihan Wathoni sebanyak 17 orang, untuk jenjang wustha insyaallah sekitar 15 orang untuk tahun depan,” katanya.

Pihaknya mengaku selama pelaksanaan ujian berjalan lancar tanpa kendala. Baik itu teknis ataupun non teknis, sehingga santri bisa menyelesaikan ujian dengan maksimal.

“Untuk jadwalnya sendiri, ada Tafsir Ilmu Tafsir dan Bahasa Arab untuk hari Senin kemarin, Hadist Ilmu Hadist dan Nahwu Saraf untuk hari ini dan besok terakhir Fiwh Ushul Fiqh. Setiap harinya ada dua orang pengawas yang dilibatkan dalam Imtihan Wathoni ini,” jelasnya.

Ia menuturkan santri PDF termasuk santri pilihan yang punya kemampuan lebih unggul dalam kitab kuning ketimbang yang lain.

“Bagi santri yang dinilai mampu dan cakap dalam kitab kuning, kita arahkan ke PDF, bagi yang kurang dan tidak punya bakat kita arahkan untuk masuk madrasah Tsanawiyah atau Aliyah, jelasnya. 

Menurutnya, saat ini berbicara bagaimana pesantren itu bisa sejajar dan diakui dengan lukisan lembaga pendidikan umum lain. Dengan kata lain, sudah tidak ada lagi sekat antara Pesantren dengan Pendidikan umum. 

Pemerintah melalui Kementerian Agama bidang Papkis itu memfasilitasi pesantren yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau Ma’had Aly bisa dari lulusan atau alumni PDF. 

“Harapan kedepan, berharap santri PDF semakin banyak, meskipun faktanya masih tergolong langka saat ini, tapi kami berupaya lulusan santri PDF semakin meningkat di Sumbar,” ungkapnya.(vera)


Editor: -
Fotografer: -