Plt Kakanwil Ingatkan Sinergi Deep Learning dan KBC Hingga Bangun Komunikasi Bukan Curhat di Medsos

Padang Panjang (Humas) – Dalam upaya membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia, Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Plt Kakanwil Kemenag) Sumatera Barat Edison menekankan pentingnya peran guru dalam menciptakan pendidikan yang ramah dan unggul terintegrasi. Poin kuncinya adalah bagaimana anak-anak dapat memahami mata pelajaran sains yang terintegrasi dengan nilai-nilai agama, membentuk fondasi keilmuan yang utuh dan bermakna.

Pernyataan ini disampaikan Edison saat secara resmi membuka Workshop Implementasi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bagi guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Bukittinggi di Auditorium Mifan Water Park Padang Panjang, Senin (27/10/25) petang sekitar pukul 17:20 WIB. 

Edison meyakini bahwa untuk merealisasikan visi tersebut, diperlukan penguatan kapasitas guru secara berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa KBC harus berjalan beriringan dengan pembelajaran mendalam.

“Jika di MTs ada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), maka di MIN ada Kelompok Kerja Guru (KKG). Melalui wadah inilah, kita wujudkan pembelajaran sains di madrasah yang membuat anak tidak hanya paham konsep sains, tetapi juga mengaitkannya dengan Al-Qur’an, akhlak, ibadah, dan aqidah,” papar Edison dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, mantan Kabid Urais ini menjelaskan sinergi deep learning dan Kurikulum Berbasis Cinta. Ia menggarisbawahi urgensi untuk meningkatkan kerukunan dan mengimplementasikan KBC secara menyeluruh.

Edison mengajak para guru untuk memulai dari strategi pembelajaran, bukan sekadar terpaku pada dokumen kurikulum.

“Kurikulum Berbasis Cinta tidak akan sempurna jika tidak disandingkan dengan deep learning atau pembelajaran mendalam. Deep learning-nya harus masuk, dan KBC-nya juga harus masuk. KBC lebih menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai inti seperti kejujuran, empati, tanggung jawab, dan kebersamaan,” jelasnya.

Edison menekankan bahwa guru merupakan teladan hidup bagi peserta didiknya. Guru merupakan ujung tombak dalam pengamalan nilai-nilai KBC sehari-hari.

“Kitalah yang terdepan. Dengan proses pembelajaran yang mengedepankan kasih sayang, santun, adab, dan etika yang tinggi. Jangan sampai kita menggaungkan KBC, tetapi kita sendiri gagal menjadi suri tauladan dalam mempraktikkan nilai-nilai tersebut,” pesannya dengan nada serius.

Ia menegaskan bahwa mempraktikkan nilai lebih utama daripada sekadar menyampaikannya. “Untuk itu, saya mohon dukungan dari seluruh guru madrasah untuk benar-benar menampilkan karakter berbasis cinta. Ketika segala sesuatu sudah didasari dengan cinta, maka proses belajar mengajar akan terasa menyenangkan,” tambahnya.

Edison juga menyoroti pentingnya membangun budaya komunikasi yang sehat di lingkungan pendidikan dan menghindari budaya curhat di medsos.

“Jika ada masalah, didiskusikan dan dikomunikasikan dengan baik, bukan curhat ke media sosial. Dengan membuka ruang diskusi untuk menampung aspirasi, saran, dan kritik yang membangun, insya Allah kita bisa membuka keran komunikasi yang positif,” jelasnya didampingi Kabid Urais Yosef Chairul, Kakankemenag Padang Panjang Mukhlis dan Kakankemenag Kota Bukittinggi Eri Iswandi. 

Di akhir sambutannya, Plt Kakanwil menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas terselenggaranya workshop ini.

“Saya sangat bangga bisa bertemu dengan para pendidik madrasah yang hebat di Sumbar. Dengan tema ‘Dari Hati Untuk Negeri, Membangun Pembelajaran Mendalam Berbasis Cinta’, saya berharap madrasah-madrasah di Sumatera Barat dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Indonesia khususnya Sumbar,” tutupnya penuh haru.

Edison kembali menitipkan harapan besar, workshop akan menjadi pemantik bagi para guru MIN untuk mengasah kompetensi dan menanamkan nilai-nilai cinta dalam setiap praktik pembelajaran. Sehingga mencetak generasi yang tidak hanya pandai menghitung tetapi juga memahami makna kehidupan beragama.(vera)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: Vera