Padang Panjang, Humas – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat Edison, menekankan pentingnya membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berjiwa pembelajar untuk menghadapi tantangan era digital. Era yang ditandai dengan perkembangan cepat serta kontrol dan pengawasan publik yang masif ini menuntut perubahan pola pikir dan kerja, termasuk dalam menyamakan persepsi dan langkah strategis penerapan Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini.
Hal ini ditegaskannya saat membuka secara resmi kegiatan Diseminasi Teknis EWS pada Kelembagaan Kantor Urusan Agama (KUA) Tingkat Provinsi Sumatera Barat, yang berlangsung di Auditorium II Mifan Water Park, Kota Padang Panjang, pada Senin (27/10/25).
Edison menyoroti bahwa para penyuluh dan penghulu harus memiliki basis data (database) yang memadai mengenai tokoh agama dan tokoh adat. Pendataan ini dianggap krusial untuk mempermudah komunikasi dan menyamakan langkah serta persepsi jika suatu saat timbul konflik.
“Potensi kendala dan masalah akan lebih baik sejak awal dicarikan mitigasinya. Jadi kita harus tahu betul kondisi riil di lapangan, dikawal, dikomunikasikan, dan dibicarakan lebih awal,” tegas Edison di hadapan para peserta.
Lebih lanjut, Edison menilai pertemuan ini sangat penting karena faktanya ASN saat ini berada dalam era birokrasi yang jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kinerja ASN tidak hanya dinilai oleh pimpinan formal, tetapi juga secara langsung oleh publik.
“Kebebasan publik dulu tidak seberani hari ini, dan netizen pun dulu tidak ada. Belum ada platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook seperti sekarang. Bahkan hari ini publik semakin kritis mengomentari kebijakan pemerintah,” jelasnya.
Kondisi ini, menurutnya, menjadi alat kontrol sosial yang powerful terhadap implementasi kebijakan pemerintah. “Kita tidak bisa lagi melanjutkan era pola dan kebiasaan kita seperti dulu. Sekarang kita harus beradaptasi dengan kebutuhan publik atau netizen yang turut memantau kinerja pemerintah melalui lembaga Kemenag,” ujarnya.
Edison mengkritik pola kerja yang hanya berfokus pada rutinitas kantor dan administrasi. “Sudah kita dorong dari dulu, ya sudah lama kita dorong, tapi memang mengubah mindset dan pola ini tidak mudah. Sudah saatnya hari ini memikirkan hal yang bersifat inovasi yang berdampak langsung kepada masyarakat. Bukan hanya layanan administratif saja,” terangnya.
Ia memperingatkan, jika ASN Kemenag terlena dengan urusan birokratis semata, padahal mereka adalah ujung tombak dalam urusan keagamaan, maka akan semakin tertinggal di arus informasi yang terbuka.
“Kalau dulu, kegiatan kita di KUA, kitalah yang mengundang untuk acara tabligh akbar. Tapi hari ini, kita sudah diundang. Artinya, kita tidak lagi sebagai ‘dirigen’, tapi juga ‘objek penderita’,” analoginya.
Sebagai langkah konkret, Plt Kakanwil Edison menginginkan adanya revitalisasi peran kelembagaan dan implementasi ASN Pembelajar.
Ia mendorong jajaran KUA, melalui penyuluh, penghulu, dan Kasie Bimas Islam Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, untuk menggerakkan kembali remaja masjid, Majelis Taklim, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan pondok-pondok Al-Qur’an.
“Makanya sekarang kita ingin satukan persepsi dan samakan tujuan untuk meningkatkan pola kerja yang lebih progresif, tidak berhenti pada rutinitas semata,” ujarnya.
Guna mendukung hal tersebut, Kantor Wilayah Kemenag Sumbar mengedepankan tagline “ASN Pembelajar” dan program APIK (ASN Pembelajar untuk Integritas dan Kompetensi).
“Kita ingin tidak hanya apa adanya saja. Hari ini, orang tidak lagi memilih yang senior, tapi memilih siapa yang mampu dan bisa. Kita ingin di Sumbar bisa saling sharing kompetensi dan keilmuan masing-masing,” jelas Edison.
Ia memberi contoh, ASN yang mahir membaca kitab kuning atau guru yang telah mengikuti pelatihan nasional seperti Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) diharapkan dapat membagikan ilmunya kepada rekan-rekan sejawat.
Edison juga mengapresiasi Inovasi dan substansi Esensi EWS. Ia menjelaskan kembali sejumlah inisiatif dari Bidang Urusan Agama Islam (Urais) seperti program Catin Menanam Berdampak, BERANI (Benah Rumah, Bina Penghuni). Bahkan Ia mendorong Bidang Penmad melakukan studi banding pengelolaan sampah di Bogor dan penggerakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Lintas Mapel.
Sementara itu, dalam laporannya Kepala Bidang Urais Kanwil Kemenag Sumbar Yosef Chairul, menyatakan bahwa kegiatan diseminasi EWS ini bertujuan untuk mengantisipasi konflik sosial keagamaan. “Early Warning System ini berfungsi sebagai alat deteksi agar konflik bisa dideteksi sejak dini,” ujarnya.
Yosef menjelaskan, fungsi utama EWS adalah mendeteksi dini potensi gangguan kerukunan umat beragama di wilayah Sumatera Barat, mulai dari tingkat Kanwil, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, hingga yang paling utama, di tingkat Kecamatan (KUA).
Ia menekankan pentingnya peningkatan koordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk memanfaatkan EWS dalam menjalankan tanggung jawab program pemerintah.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kemenag Kota Padang Panjang, Mukhlis dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerukunan adalah hal yang sangat mahal harganya.
“Jika sudah rukun, sudah aman, sudah damai, sudah harmonis, saya rasa apapun yang kita rencanakan dan kita lakukan, insya Allah kegiatan bisa terlaksana,” tuturnya.
Mukhlis menyambut baik dan merasa terhormat dengan dipilihnya Padang Panjang sebagai tuan rumah oleh Kanwil Kemenag Sumbar. Ia berkomitmen penuh mendukung setiap langkah dan program yang dicetuskan oleh Kemenag Pusat maupun Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar.
“Silahkan nikmati kota hujan, kota dingin, kota tujuan pendidikan, Kota Serambi Mekah, kota kuliner ini. Semoga kegiatan ini berjalan maksimal sesuai harapan,” tandasnya.
Kegiatan yang diperkuat dengan Capacity Building bagi Manajemen EWS ini menghadirkan sejumlah narasumber utama diantaranya Plt Kakanwil Kemenag Sumbar (Kebijakan Kemenag dalam Implementasi EWS), perwakilan BIN Sumbar Budiman (Strategi Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan), dan Kabid Urais Yosef Chairul (Sinergi dan Kolaborasi Pelaksanaan EWS).
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Kota Padang Panjang, Waka BIN Sumbar Budiman, jajaran Ketua Tim Bidang Urais, Kasi Bimas Islam dari Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Sumbar, serta perwakilan dari Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI).(vera)