Program Ngopi bersama Praktisi Pendidikan di Ponpes Madinatul Munawwarah Bukittinggi, Kakanwil: Belajar dari Kebangkitan Jepang 

Bukittinggi (Humas)- Kembali bangkitnya  jepang pasca kekalahan dalam perang dunia kedua menjadi pusat kekaguman dunia, tak terkecuali Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan, menjadi kunci utama keberhasilan Jepang dalam memajukan kondisi perekonomian dan bidang lainnya.

Pernyataan ini diutarakan Kakanwil H Helmi saat membuka program Ngopi bersama Mitra Kemenag di Ponpes Madinatul Almunawwarah Bukittinggi, Sabtu (23/09) petang.

Bahkan Jepang bisa cepat bangkit sehingga berhasil menjadi negara adidaya di Asia. Hal itu karena mereka menyelamatkan pendidikan. Kebangkitan itu dimulai dari instrospeksi diri dan mereka mengumpulkan para akademisi dan birokrat termasuk guru yang cacat fisiknya untuk mencari tahu penyebab kekalahan.

Dari hasil riset itu, mereka mulai merivisi Undang - undang tentang pendidikan secara signifikan.

"Para guru terbaiknya diminta untuk melatih putra putri Jepang dengan benar." Katanya.

Kelemahan bangsa Indonesia selama ini, sambung Helmi merasa kagum dengan keseriusan pemerintahan Jepang dalam menangani masalah pendidikan. Namun faktanya sering pula mengabaikan fakta yang ada di lapangan.

“Sepatutnya hal ini bisa menjadi rujukan bagi kita dalam merumuskan kebijakan pembangunan kedepan khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam.” imbuhnya.

Menurut Helmi pendidikan Islam dalam masa modern, sejak dulu sampai sekarang, meski mengalami pasang naik dan turun, tetap mampu bertahan dan dalam banyak studi berkembang secara signifikan. 

“Berbagai lembaga pendidikan Islam sejak dari tingkat PAUD, Ponpes, MDA, TPQ hingga madrasah tumbuh dan menguat di berbagai penjuru Indonesia.”sebutnya.

Kendati, fakta sejarah mengungkap bahwa  Indonesia pada masa penjajahan Hindia Belanda, pemerintah mereka mendirikan pendidikan umum.

“Namun demikian ponpes tidak pernah hilang. Bahkan semakin pesat hingga hari ini.” Katanya lagi.

Untuk itu, pihaknya secara khusus mengapresiasi perjuangan Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis bersama rekannya di parlemen terhadap pendidikan Islam. 

“Bisa kita lihat dengan semakin baik dan banyaknya bantuan dana yang digelontorkan pemerintah baik itu melalui dari PUPR, Dinas Kesehatan, Bank Indonesia, seperti dana inkubasi, BOP, dan insentif guru MDA dan Ustadzah pondok pesantren.

“Untuk itu, mari kita berikan apresiasi kepada bapak John Kenedy Azis. Hal itu semuanya berkat perjuangan Legislator kita John Kenedy Azis dan kawan kawan di Komisi VIII DPR RI. Alhamdulillah sejauh ini beliau terus mengawal dan memperjuangkan aspirasi kita di pusat,” ungkap Helmi.

“Saya buka secara resmi, kegiatan ngopi ini. Selamat mengikuti kegiatan PAI dengan maksimal, dan sepenuh hati, dengan memohon Ridha Allah semoga kegiatan ngopi di Ponpes Madinatul Munawwarah diberkahi Allah Swt,” tutupnya.

Sementara itu, John Kenedy Azis dalam pemaparannya menuturkan umat Islam di Indonesia harus mampu berdiri diatas kakinya sendiri saat ini. 

“Bangsa Indonesia yang 80 persen Islam tidak bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, jika pendidikan tidak dinomor satukan dan dielaborasi dengan nilai nilai keislaman.” Katanya.

John Kenedy Azis kembali memuji sejumlah madrasah dan ponpes yang sudah membanggakan Provinsi Sumbar di Indonesia bahkan dunia. Ditengah arus kompetisi yang semakin tinggi, pondok pesantren harus siap bersaing dengan ciri khas identitas yang dimilikinya. 

“Mereka bisa menjadi leader, tokoh, dan pakar dalam semua bidang. Entah itu pakar ekonomi, pakar medis pakar teknik, ahli astronomi, atau ahli penerbangan tapi tetap dengan keislamannya yang kental,” ujar John Kennedy Azis memberi spirit.

Disinilah pentingnya menggelar program Ngopi bersama seluruh praktisi pendidikan agama Islam di Indonesia, termasuk Sumatera Barat. 

“Dan saat ini, kita dihadapkan dengan era bonus demografi. Kalau tidak hati-hati mengelola bonus demografi. Indonesia akan semakin tergilas dan tertinggal. Tak sedikit negara gagal dalam mengelolanya, seperti Afrika Selatan, namun ada juga negara yang tetap survive mengelola bonus demografi Korsel Jepang China 

Pertanyaannya bagaimana dengan Indonesia? Berangkat dari kompetisi dan tantangan globalisasi, pendidikan harus dibenahi dengan optimal. Banyak hal yang bisa dilakukan. 

“Itulah mengapa saya hadir disini sekarang, ingin mendengar masukan, aspriasi dan harapan, sehingga bisa dijadikan sebagai pijakan regulasi yang baku kedepan. Kita menginginkan pendidikan Islam di Indonesia sangat berperan dalam semua bidang, semoga bisa tercapai melalui kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam saat ini,” harap John Kenedy penuh semangat.

Turut mendampingi Kakanwil, Kabid Papkis H Naharudin, Kakankemenag Kota Bukittinggi H Eri Iswandi, Ketua DWP Kanwil Kemenag Sumbar Ny Hj. Nazifah Helmi, pada kegiatan yang dihadiri Pimpinan Ponpes Taufik Danis, guru/ustadz PPS, MDA, MDT, TPQ dan jajaran tenaga pendidik Ponpes Madinatul Munawwarah.(vera)


Editor: -
Fotografer: -