Program Samara Kolaborasi Radio Safasindo Dan Kemenag 50 Kota, Solusi Keluarga Sakinah

Lima Puluh Kota, Humas - Sinerjitas Kementerian Agama dalam pembangunan masyarakat khususnya di Kabupaten Lima Puluh Kota terus terjalin. Salah satu program yang digagas Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota adalah bekerja sama dengan Radio Safasindo FM Payakumbuh dalam program Samara Bina Keluarga Sakinah.

Program yang tayang setiap hari Selasa pukul 10.00 wib melalui frekwensi 98,2 FM ini, diisi secara bergilir oleh pejabat, jajaran Kepala Seksi, dan Penyuluh Agama Islam. Melalui Seksi Bimas Islam, program ini sudah berjalan lama yang dikuatkan dengan Kontrak Kerja Sama. Untuk program samara Edisi Selasa (22/8) kembali tayang bersama salah seorang Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kecamatan lareh Sago Halaban, Syaflinda.

Kupasan materi menarik kali ini membahas Peran Ibu Sebagai Madrasatul Ula Dalam Keluarga. Dipandu penyiar keren Safasindo Payakumbuh, Kak Aya Safa, penyamapian materi dan diskusi berjalan santai, menyenangkan, dan direspon para pendengar. Dalam materi yang disuguhkan, Linda, sapaan akrab penyuluh dua buah hati ini menyampaikan, bahwa peran ibu sangat penting dalam pendidikan. Karena secara alamiah kedekatan ibu dengan anak baik fisik maupun psikis telah terbangun sejak dalam kandungan 

“Mengingat peran ibu yang sangat besar inilah, Islam memberikan perhatian serius untuk pendidikan anak perempuan. Karena anak perempuan ini akan menjadi ibu. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda, siapa yang memiliki tiga orang anak perempuan, lalu sabar dalam mendidiknya, mencukupi kebutuhan mereka, maka anak-anaknya itu menjadi tamengnya dari api neraka," jelas Linda.

Linda menyebut, dalam memilih istri pun Islam memberikan tuntunan. Perempuan itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya. Maka agama adalah pilihan utama karena akan membawa kepada keselamatan.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang dipandu Kak aya, Linda menyebut, peran krusial yang dilakoni ibu adalah usaha sungguh-sungguh si ibu dalam membangun sambungan-sambungan di otak anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Linda menyebut, ada tiga hal yang bisa dilakukan seorang ibu selama masa kehamilan, yaitu, berdialog dengan anak dalam setiap aktivitas, menjaga seluruh ucapan dan tindakan karena terkoneksi langsung dengan anak, dan memperbanyak do'a terbaik untuk anak.

Dijeda oleh break yang masih dipandu Kak Aya, Linda melanjutkan materi. Linda menguraikan, bahwa setiap bayi yang dilahirkan, Allah bekali dengan 100 miliar sel otak. Tetapi antar sel-sel otak ini belum terhubung. Berbeda dengan sel otak hewan. Bayi hewan Beberapa saat setelah dilahirkan bisa berdiri dan mencari makanan sendiri, sedangkan bayi manusia hanya bisa menangis. Di sinilah peran utama ibu, membangun sambungan-sambungan sel otak anak sebanyak mungkin. Untuk membangun sel otak anak butuh bahan baku dan proses. 

“Bahan bakunya adalah ASI dan makanan Halalan Thayyiban, sedangkan prosesnya seluruh interaksi orang tua dan lingkungan dengan bayi. maka pada masa ini ibu perlu membangun bounding attachment dengan anak lewat senyuman, tatapan hangat,  sentuhan, dekapan, dan komunikasi positif. Seluruh sambungan sel otak yang terbangun sampai masa dua tahun ini bagaikan pondasi dalam sebuah bangunan. Jika sambungannya banyak, berarti pondasinya kuat, menentukan seberapa tinggi bangunan yang akan dibangun,” tutup Linda.

Usai materi, diskusi bersama pendengar melalui live telpon, chat via Instagram, dan Youtube Safasindo, kembali dipandu Kak Aya. Dari kupasan melalui pertanyaan, apa yang menjadi keraguan pendengar dapat terjawab dengan baik. Linda berharap, melalui program radio yang berslogan “Lebih Sejuk didengar Umat” ini, permasalahan keluarga di tengah masyarakat dapat dicarikan solusinya, sehingga angkat perceraian dapat ditekan sekecil mungkin.(Linda/Nina)


Editor: -
Fotografer: -