Kota Solok, Humas --- Dalam rangka Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Puskesmas KTK melaksanakan pemberian imunisasi kepada siswa-siswi di sekolah dan madrasah se-Kota Solok, Selasa (19/11). Kegiatan ini mencakup pemberian vaksin Difteri dan Tetanus (DT) serta vaksin Tetanus (Td) kepada siswa-siswi MIN Kota Solok, yang merupakan bagian dari wilayah kerja Puskesmas KTK.
Imunisasi DT dan Td memiliki perbedaan, baik dalam fungsi maupun komposisi dosisnya. Imunisasi DT (Difteri Tetanus) adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). Sementara itu, imunisasi Td (Tetanus Difteri) adalah imunisasi lanjutan untuk meningkatkan kekebalan anak terhadap ketiga penyakit infeksi tersebut.
Kedua vaksin ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah terjadinya penyakit infeksi difteri, tetanus, dan batuk rejan. Perbedaan utama terletak pada waktu pemberian serta dosisnya yang disesuaikan dengan usia anak.
Siswa kelas 1, 2, dan 5 MIN Kota Solok mendapatkan imunisasi DTTD dan TD dari petugas Puskesmas KTK. Bidan Is, salah satu petugas Puskesmas KTK, menjelaskan bahwa imunisasi DTTD dan TD ini sangat penting untuk melindungi siswa dari penyakit difteri dan tetanus serta meningkatkan kekebalan tubuh mereka. “Imunisasi ini sangat penting untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut yang bisa membahayakan kesehatan anak-anak, terutama di lingkungan sekolah,” ungkap Bidan Is.
Rendy Estigana, Plh Kepala MIN Kota Solok, juga menambahkan bahwa imunisasi ini memiliki peran penting dalam mencegah tetanus, terutama bagi siswa yang sering bermain tanpa sepatu di lingkungan madrasah. Cedera akibat tertusuk paku atau benda tajam lainnya dapat meningkatkan risiko terkena tetanus. “Meskipun ada sebagian siswa yang merasa takut, banyak juga yang berani dan bahkan mereka saling meyakinkan teman-temannya untuk tidak takut saat menjalani imunisasi,” tambah Rendy.
Kegiatan imunisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi dalam menjaga kesehatan anak-anak, serta mengurangi risiko penyebaran penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan. (helda)