Padang, Humas-– Rasa rindu dan haru menyelimuti keluarga di Sumatera Barat yang menanti kepulangan jemaah haji setelah terpisah sekitar 40 hari tentu sebuah keniscayaan. Namun, demi menjaga ketertiban, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan kedatangan jemaah dari Tanah Suci.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, Abrar Munanda, dalam dialog interaktif Padang Pagi Ini di RRI Pro 1, Selasa (10/06/25), dengan tema Menyambut Kepulangan Tamu Allah.
Abrar menyebut haji mabrur dan transformasi spiritual dalam dialog yang cukup menarik. Ia sepakat dengan pandangan Wakil Ketua DPRD Sumbar bahwa di balik kerinduan keluarga, ada harapan agar jemaah haji memperoleh haji mabrur.
"Setelah menunaikan ibadah haji, harus ada perubahan positif, dari segi keimanan dan ketakwaan," ujarnya.
Ia berharap, setiap tahun semakin banyak warga Sumbar yang pulang dari haji dengan kualitas spiritual lebih baik.
"Kepulangan jemaah haji semestinya membawa kemakmuran yang terimplementasi dalam kehidupan bermasyarakat," tambah Abrar.
Terkait persiapan kedatangan kloter pertama, Abrar mengungkapkan, jemaah haji Kloter I Embarkasi Padang akan tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada 12 Juni 2025, setelah berangkat dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada 12 Juni pukul 06.30 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Besok, panitia akan mematangkan persiapan dengan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk UPT Asrama Haji, Dinas Kesehatan, Perhubungan, otoritas bandara, serta TNI-Polri," jelasnya.
Sementara untuk alur Kedatangan dan penyambutan, setelah mendarat sekitar pukul 18.40 WIB, jemaah akan melalui proses imigrasi, pemeriksaan kesehatan, lalu langsung diantar bus menuju Asrama Haji Debarkasi Padang. Rencananya, Gubernur Sumbar beserta Forkopimda akan hadir menyambut.
"Kami masih menyesuaikan jadwal, apakah penyambutan dilakukan di bandara atau asrama," kata Abrar.
Selain itu Abrar juga menceritakan kondisi jemaah dan laporan duka dari tanah suci. Saat ini, jemaah Kloter I telah berada di hotel Sektor I Makkah dalam kondisi sehat, meski beberapa ada yang kelelahan usai puncak ibadah di Armuzna.
"Mereka akan melaksanakan thawaf wada' sebelum berangkat ke Jeddah, " ujarnya.
Abrar juga merincikan lima jemaah haji Sumbar yang wafat di tanah suci telah dibadalkan. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kelima jemaah tersebut terdiri dari tiga jemaah asal Bengkulu. Satu jemaah asal Kota Pariaman. Satu jemaah asal Kabupaten Dharmasraya
Plh Kakanwil mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat memastikan bahwa lima jemaah haji asal Embarkasi Padang yang wafat di Arab Saudi telah menjalani proses badal haji.
Proses badal haji sesuai ketentuan. Kelima jemaah ini secara hukum telah dianggap menunaikan ibadah haji, tegas Abrar.
"Sesuai undang-undang, seluruh jemaah yang sudah masuk asrama haji dan diberangkatkan ke Tanah Suci, jika wafat maka hajinya akan dibadalkan oleh petugas yang ditunjuk khusus."
Proses badal haji ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memastikan ibadah jemaah yang wafat tetap sah secara syariat. Proses badal haji mengacu pada UU No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Saat ini, pihaknya sedang menunggu dokumen resmi dari pemerintah pusat.
"Kami hanya menunggu sertifikat badal haji dari pemerintah yang nantinya akan kami teruskan ke masing-masing embarkasi untuk diserahkan kepada ahli waris," jelas Abrar.
Dokumen ini menjadi bukti formal bahwa ibadah haji almarhum/almarhumah telah digantikan secara resmi.
Kemenag Sumbar menyatakan akan terus mendampingi keluarga jemaah yang wafat, termasuk dalam proses administratif dan spiritual. "Ini bagian dari tanggung jawab kami untuk memastikan hak-hak jemaah dan keluarganya terpenuhi," pungkas Abrar.
Disisi lain, untuk layanan penerbangan dan kesehatan Abrar menerangkan bahwa jemaah akan diterbangkan dengan pesawat Lion Air Airbus A330 berkapasitas 440 kursi, tetapi hanya 423 yang digunakan sesuai jumlah jemaah, kelonggaran ini semoga bisa berguna untuk kenyamanan jemaah.
"Ada pesawat cadangan untuk antisipasi darurat," sebut Abrar.
Selama penerbangan, jemaah akan mendapat dua kali makanan berat dan tiga kali snack, dengan layanan kru yang terlatih.
Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat, sambung mantan Kakan Kemenag Pesisir Selatan ini akan berupaya berkoordinasi dengan maskapai penerbangan. Menyiapkan layanan pptimal untuk jemaah haji, termasuk makanan dan kenyamanan penerbangan.
Ia memastikan bahwa jemaah haji asal Embarkasi Padang akan mendapatkan layanan terbaik selama penerbangan pulang ke tanah air.
Plh. Kakanwil Kemenag Sumbar, Abrar Munanda, menyatakan bahwa maskapai Lion Air telah menyiapkan kru yang profesional serta layanan makanan yang memadai untuk kenyamanan jemaah.
Abrar menjelaskan, layanan makanan dan kenyamanan penerbangan. Selama penerbangan, jemaah akan mendapatkan dua kali makanan berat dan tiga kali snack.
"Jemaah juga diperbolehkan meminta tambahan jika diperlukan," ujarnya.
Menu makanan tersebut, baik untuk keberangkatan (embarkasi) maupun kepulangan (debarkasi), telah melalui proses meal test untuk memastikan kualitas dan kesesuaian dengan kebutuhan jemaah.
"Meal test ini merupakan hasil masukan berbagai pihak dan direspons cepat oleh Lion Air," tambah Abrar.
Hingga saat ini, Kemenag Sumbar belum menerima keluhan dari jemaah terkait layanan yang diberikan Lion Air. "Kami berharap kenyamanan jemaah tetap terjamin hingga tiba di tanah air. Termasuk juga upaya dalam peningkatan fasilitas boarding untuk kenyamanan jemaah.” Terangnya.
Abrar juga memaparkan perbaikan dalam proses boarding jemaah. Jika Kloter 1 Embarkasi Padang masih menggunakan tangga bandara, mulai Kloter 2 hingga 15 saat keberangkatan, jemaah akan naik dan turun pesawat melalui garbarata (jembatan penumpang).
"Kerja sama antara Lion Air, Otoritas Bandara, dan Gapura telah disepakati untuk memastikan kenyamanan jemaah, bagaimana teknis kedepan untuk kepulangan sudah dibicarakan," jelasnya.
Dengan berbagai persiapan ini, Kemenag Sumbar berkomitmen memastikan kepulangan jemaah haji berjalan lancar dan nyaman.
Sedangkan untuk kesehatan, jemaah yang sakit namun layak terbang, akan dipulangkan, sementara yang masih dirawat menunggu keputusan medis.
"Setiba di tanah air, jemaah akan dipantau selama 14 hari dan dianjurkan konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami keluhan," pungkas Abrar.
Terakhir, Abrar mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi untuk semua pihak termasuk kepada DPRD Sumbar, Forkopimda, RRI, dan seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan haji.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Ustadz Haji Nur Firmawansyah Wakil komisi 5 DPRD Sumatera Barat, mohon Kami tetap di lakukan pendampingan mohon saran dan dukungannya tidak saja dalam masalah Haji. Kami mengapresiasi, terima kasih pemerintah dan DPRD Sumbar,” tambahnya. Kerja sama ini kami harap terus meningkat demi pelayanan optimal bagi jemaah,” tutupnya.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Nurfirman Wansyah yang turut hadir dalam dialog tersebut, menyampaikan apresiasi atas kesiapan Kementerian Agama (Kemenag) dan seluruh stakeholder dalam menyambut kepulangan jemaah haji asal Sumbar.
Ia juga berharap jemaah yang pulang menjadi haji yang mabrur dan membawa dampak positif bagi masyarakat. Kematangan persiapan menyambut kedatangan jemaah menjadi hal yang sangat penting.
Nurfirman mengungkapkan rasa syukurnya atas persiapan yang dilakukan Kemenag, UPT Asrama Haji, dan pihak terkait.
"Alhamdulillah sudah dipersiapkan dengan matang, termasuk Kanwil Kemenag Sumbar bersama unsur terkait lainnya dan UPT Asrama Haji, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah, termasuk pengaturan keluarga yang menjemput," ujarnya.
Ia turut mendoakan agar jemaah haji yang pulang ke tanah air menjadi haji mabrur.
"Ini adalah momen penting bagi jemaah setelah menempuh perjalanan spiritual di Tanah Suci. Semoga keimanan dan ketakwaan mereka semakin meningkat," tambahnya.
Nurfirman Wansyah menambahkan bahwa haji mabrur adalah buah kesabaran dan keikhlasan. Nurfirman menjelaskan bahwa rangkaian ibadah haji mengajarkan nilai-nilai kesabaran dan keikhlasan dalam setiap tahapan haji.
"Proses ibadah haji seharusnya membuat iman semakin kuat, sehingga para jemaah bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Ia mengibaratkan jemaah haji seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.
"Orang yang pulang haji seharusnya merasakan betapa berat perjuangan meraih haji mabrur, baik saat ibadah di Makkah Al-Mukarramah, Madinah Al-Munawarah, maupun saat melaksanakan sunnah-sunah lainnya, termasuk penyembelihan hewan kurban," ucapnya.
Haji dinilainya sebagai perjalanan spiritual penuh perjuangan. Menurutnya, ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang membutuhkan kesiapan menyeluruh, baik dari segi kesehatan maupun finansial.
"Kami bersyukur mendengar kabar bahwa jemaah haji Sumbar dalam kondisi sehat. Semoga mereka bisa memberikan energi positif bagi masyarakat sekembalinya ke kampung halaman," harap Nurfirman.
Ia berharap, kedatangan jemaah haji bisa memotivasi masyarakat lainnya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini.
"Ketika masyarakat melihat saudara-saudara mereka pulang dengan penuh ketakwaan, semoga itu menjadi penyemangat untuk lebih giat beribadah dan berkeinginan menunaikan haji," pungkasnya.
Dapat diinformasikan dialog yang juga melibatkan Kepala UPT Asrama Haji Debarkasi Padang Afrizen ini berlangsung selama 60 menit dengan sejumlah pertanyaan dari host dan pemirsa RRI Pro I Padang. (vera)