Santri Sumbar Beraksi di Debat, Tafsir, Akhlak Hingga Tauhid pada Hari Kedua Babak Penyisihan MQK Internasional 2025

Wajo, Sulawesi Selatan – Pelaksanaan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional Tahun 2025 di Pondok Pesantren As'adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sabtu (4/10/2025), memasuki hari kedua dengan nuansa semarak penuh semangat. Ribuan santri dari berbagai provinsi di Indonesia serta negara sahabat berkumpul dalam satu semangat yang sama: meneguhkan tradisi keilmuan Islam melalui kitab kuning. Suasana kompetisi tidak hanya terasa di arena lomba, namun juga di setiap sudut pesantren yang dipenuhi para peserta yang berlatih dan berdiskusi dengan antusias.

Dari seluruh kafilah yang berpartisipasi, kontingen Provinsi Sumatera Barat kembali mencuri perhatian. Para duta muda Ranah Minang tampil percaya diri di berbagai cabang perlombaan yang digelar, mulai dari Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, hingga penyisihan cabang Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Nahwu, Fikih, dan Tauhid. Mereka mengusung semangat pesantren yang kokoh dalam ilmu, sopan dalam adab, serta tangguh dalam berkompetisi.

Kehadiran santri-santri Sumbar di MQK Internasional menjadi simbol bahwa pesantren tidak hanya melahirkan ahli agama, tetapi juga cendekiawan yang siap bersaing di ranah global. Mereka menunjukkan bahwa kitab kuning bukan sekadar warisan keilmuan masa lalu, melainkan fondasi intelektual yang mampu menjawab tantangan zaman modern.

Pada ajang debat, baik dalam Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris, peserta diuji kemampuan berpikir kritis dan analisis terhadap teks-teks klasik Islam. Para juri menilai bagaimana santri mampu memahami makna kitab secara mendalam, menyusunnya dalam argumentasi logis, dan menyampaikannya secara fasih serta sistematis. Cabang debat menjadi sorotan utama karena menampilkan keseimbangan antara penguasaan ilmu klasik dan kemampuan komunikasi global.

Sementara itu, cabang tafsir, hadis, nahwu, fikih, dan tauhid tidak kalah bergengsi. Para peserta harus menunjukkan keluasan pemahaman terhadap sastra Islam, tepat dalam penafsiran, serta kecermatan dalam menjawab pertanyaan dewan hakim. Keterlibatan para santri dari Sumatera Barat di cabang-cabang ini membuktikan komitmen pesantren daerah tersebut dalam mencetak generasi yang unggul dalam ilmu agama sekaligus berdaya saing tinggi.

Mewakili Plt. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Papkis) Joben turut hadir menyemangati para peserta. Ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas semangat juang para santri Sumbar yang terus berkiprah hingga level internasional.

"Kami bangga melihat anak-anak kita tampil percaya diri dan berilmu di ajang bergengsi seperti MQK Internasional ini. Mereka tidak hanya membawa nama pesantren, tetapi juga mengharumkan Sumatera Barat di kancah dunia. Semangat mereka mencerminkan dedikasi pesantren terhadap kemajuan peradaban Islam," ungkap Joben.

Ia menambahkan, keikutsertaan kafilah Sumbar di MQK Internasional juga menjadi bukti sinergi yang kuat antara pesantren, pemerintah daerah, dan Kementerian Agama. Kolaborasi yang diharapkan mampu melahirkan lebih banyak santri yang kompeten dan siap menghadapi tantangan era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.

Prestasi juga diraih oleh delapan perwakilan Sumatera Barat yang berhasil menembus babak final di sejumlah cabang lomba. Mereka adalah:

1. Jibran Alfitra – Serambi Mekkah (Cabang Akhlak Ulya Putra)
2. Indah Molina – Nurul Yaqin (Cabang Tafsir Ulya Putri)
3. M. Ramadhan Syah – Nurul Yaqin (Cabang Ilmu Hadis Ulya Putra)
4. Adinda – Nurul Yaqin (Cabang Tauhid Ulya Putri)
5. Tim Debat Bahasa Arab Putri – Sumatera Thawalib Parabek
6. Tim Debat Bahasa Arab Putra – Sumatera Thawalib Parabek
7. Tim Debat Bahasa Inggris Putra – ICBS Harau
8. Kharen Lizka – Nurul Yaqin (Cabang Tafsir Wustha Putri)

Delapan finalis ini merupakan bukti nyata kerja keras, kedisiplinan, serta komitmen santri dan pembina dalam menjaga mutu pendidikan pesantren. Tidak sedikit di antara mereka yang telah mempersiapkan diri berbulan-bulan, mengasah kemampuan membaca, menelaah, dan menjelaskan kitab kuning dengan pendekatan ilmiah modern.

Joben juga menyampaikan pesan agar seluruh santri tetap menjaga sportivitas dan menjadikan ajang MQK Internasional ini sebagai wadah pembelajaran. “Kemenangan sejati bukan hanya soal piala, tapi bagaimana ilmu yang didapat dari kitab kuning mampu diamalkan dan membawa manfaat bagi umat. Itulah esensi santri sejati,” tuturnya.

Gelaran MQK Internasional 2025 di As'adiyah bukan sekadar lomba keilmuan, melainkan perayaan atas warisan intelektual Islam yang telah mengakar di bumi Nusantara. Dengan kiprah santri-santri Sumatera Barat yang tampil gemilang, pesantren kembali membuktikan diri sebagai benteng ilmu, moral, dan peradaban yang terus relevan sepanjang zaman. (Aqib)


Editor: Eri Gusnedi
Fotografer: Aqib Sofwandi