Kab. Solok, Humas - Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler dengan konten yang beragam agar siswa dapat lebih optimal dan memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Hal ini disampaikannya Kepala Kantor Kemenag Kab. Solok yang di wakili oleh Kasubbag Tata Usaha dan juga sebagai PLH Kasi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kab. Solok H. Fuadi Nawawi, MA yang didampingi Kepala Seksi dan Penyelenggara Zakat Wakaf Kantor Kemenag Kab. Solok serta Kepala SMP Negeri 2 Gunung Talang H. Harmaini, S.Pd, MM saat memberi pengarahan dalam acara Kegiatan Sosialisasi Kurikulum Merdeka Guru Pendidikan Agama Islam Tingkat SMP, SMA dan SMK dilingkup Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kantor Kemenag Kab. Solok di Aula SMP Negeri 2 Gunung Talang, Selasa (12/9). Diikuti sebanyak 50 orang guru pendidikan agama islam dengan pemateri Bapak H.Dudu Wardana, M.Pd.I.
Saat ini kehidupan berkembang sangat cepat. Kurikulum pendidikan diharapkan juga mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis tersebut. maka menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim memiliki gagasan baru yakni dengan menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka ini memiliki perbedaan dengan kurikulum k-13 sebelumnya.” Ucap H. Fuadi Nawawi
“Kurikulum merdeka merupakan pola pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan terdapat pemetaan potensi peserta didik di awal sebelum penyampaian materi atau dikenal dengan istilah asessmen diagnostik.”tandas Subbag TU.
“Hal lain yg membedakan K-13 dengan kurikulum merdeka adalah pada P5 (Project Pengutaan Profil Pelajar Pancasila). Project ini mengakomodir 6 dimensi profil pelajar Pancasila yakni beriman bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif, kebhinekaan global, mandiri dan gotong-royong. “tegasnya.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah inovasi dalam pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka, mengurangi beban akademik, dan mendorong kreativitas guru. tutup H. Fuadi Nawawi. Nofri Hendri