Sempat Gagal Eksperimen, Tim Myres Sumbar Bidang MST Riset Aktivitas Antioksidan Biji Alpukat untuk Penderita Stroke

Kendari (Humas)- Sempat gagal dalam dalam proses riset, proposal penilitian mereka ternyata lolos pada kegiatan Myres Nasional 2023 di Kendari. Mereka adalah Dua siswi hebat Munasifa Nabila dan Yefni Anita Putri tim Myres dari Sumbar di stand Expo madrasah KSM dan Myres Nasional 2023 di GOR Apriyani Rahayu Sulawesi Tenggara, Senin (04/09).

Menyisihkan 900 lebih peserta sebelum akhirnya dipastikan menjadi finalis di ajang Kompetisi Sains Madrasah yang cukup bergengsi di Indonesia ini.

Mereka dengan semangat memenuhi permintaan humas untuk diwawancara dan bebagi cerita bahagia yang baru saja diraihnya. 

Tim yang beranggotakan dua siswi MAN 2 Kota Bukittinggi itu berhasil mempresentasikan proposal hasil penilitian mereka dihadapan tiga dewan juri Myres yang kompeten di bidangnya masing-masing.

Saat ditemui humas Yefni, begitu antusias berbagi cerita. Haru bercampur bahagia pun menghiasi raut wajahnya saat mengingat kembali momen perjuangan hingga menjadi finalis.

Ia mengaku, keberhasilan timnya kali ini sangatlah spesial. Sebab bisa terpilih dari 1000 lebih peserta se-Indonesia, dan ini modal awal baginya untuk  mengantongi rekam jejak prestasinya di kancah nasional.

“Memang belum tentu dapat juara, namun bisa lolos ke final adalah mimpi besar kami dan semua pelajar jenjang MA/SMA di Indonesia. Terlebih bagi peniliti muda seperti kami. Jujur kami tak menargetkan juara. Melihat ketatnya persaingan, lolos diantara enam finalis saja kami sudah bersyukur,” ucap Yefni.

Menurut Yefni, untuk bisa berkontribusi dalam bidang sains tidaklah mudah. Ia bersama tim dituntut menyelesaikan tahapan penilitian yang berpusat pada sains.  Topik penilitian mereka  adalah uji aktivitas antioksidan dari biji alpukat (Parcea American) untuk pengobatan penyakit STROKE di Bukittinggi.

Tema tersebut juga dihubungkan pada beberapa bidang keilmuan seperti biologi, kimia, dan fisika, sebutnya.

“Untuk mencapainya, masing-masing personil tim harus lolos dari beberapa babak penyisihan ketat.” Sahut Munasifa.

Total, ada 3 tahap yang harus dilalui MST (Matematika, Sains dan Teknologi). Mulai seleksi tahap 120 besar dari ribuan peserta MST, kemudian lolos 30 besar hingga grand final terdiri 6 finalis.

“Kami harus belajar ekstra karena harus melewati tahapan juga. Karena setelah lolos 120 besar, kami presentasi proposal melalui zoom, kemudian baru presentasi laporan hasil penelitian. Barulah dapat enam besar itu. Makanya kami bertekad berhasil juga untuk presentasi” tuturnya.

Sifa mengaku tertarik dengan penilitian tersebut lantaran Bukittinggi adalah satu kota penyumbang tertinggi penderita hypertensi di Sumatera Barat. Bahkan Rumah sakit struk satu-satunya ada di Bukittinggi.

Hal itu harusnya menjadi sebuah pemikiran dan evaluasi bagi masyarakat umumnya. Yefni menjelaskan Struk disebabkan oleh stress oksidatif. Stres oksidatif itu terjadi karena ketidakseimbangan anti oksidan dengan radikal bebas didalam tubuh, sehingga kita butuh anti oksidan tambahan.

Dan itu bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan, salah satunya biji alpukat. Ia menuturkan penilitian itu mereka lakukan observasi wawancara dan eksperimen.

“Kami melibatkan dokter dari rumah sakit otak Bukittinggi, alhamdulilah wawancara dengan dokter Anthony selalu dokter spesialis untuk penderita struk.” Sambung Yefni yang bercita-cita menjadi dokter bedah ini.

Seperti yang dikatakan Dokter Anthony, lanjut Yefni, bahwa Struk adalah penyakit terakhir. Hal itu bisa disebabkan oleh hypertensi, diabetes, TBC, yang akhirnya bermuara kepada struk. 

“Berawal dari tugas yang diberikan oleh guru pembimbing, mencari anti oksidan. Kemudian kami cari tahu tentang anti oksidan ini kemudian kami berinisiatif untuk menjadikan biji alpukat sebagai objek penilitiannya.” Kata Sifa saling bersahutan.

Ketika mengonsumsi alpukat, kebanyakan orang hanya mengosumsi daging buahnya atau daunnya. Alpukat dibelah menjadi dua bagian, bagian bijinya diambil dan dibuang, lalu daging buahnya saja yang kerap dikonsumsi seumumnya masyarakat.

Namun ternyata, cara konsumsi alpukat seperti itu dinilai salah. Menurut penilitian yang sudah pernah ada, biji alpukat justru memiliki manfaat yang lebih besar jika dikonsumsi. 

“Bijinya mengandung 70 persen kandungan antioksidan faflonoid dalam sebuah alpukat secara keseluruhan yang dapat menangkal radikal bebas. “Ungkap Yefni yang hobi menulis ini.

Untuk proses pembuatan uji produk suplemen ini, pertama setelah sampel biji alpukat dibersihkan, lalu dipotong-potong dan dikeringkan.

"Nah, setelah itu baru dihaluskan dengan cara diblender dan dimaserasi dengan ethanol selama 32 jam dan disaring lalu dikenalkan menggunakan alat rotary evapolator. Dan menghasilkan ekstrak, kemudian ekstrak tersebut kami uji komponen kimianya seperti flavonoid, fenolik, saponin terpenoid dan alkaloid." Terangnya.

Sedangkan untuk menguji aktivitas antioksidannya ia menggunakan metode DPPH sejenis senyawa radikal bebas untuk menguji indikator antioksidan. Sampel itu ditambahkan ke DPPH hingga mengalami perubahan warna dari ungu menjadi kuning.

Sementara itu guru Kimia pembimbing Kurniati menjelaskan tujuan mengangkat tema penilitian adalah untuk meningkatkan kemampuan sains flora anak dalam mengamati unsur atau komponen tumbuh-tumbuhan melalui pembelajaran berbasis alam. 

Hingga penilitian ini menghasilkan sebuah produk suplemen makanan.

“Launching belum masih baru tahap selesai penelitian dan produksi, nanti kita akan terus kembangkan dan urus untuk BPOM nya. Bisa dikonsumsi 2 kali dalam satu hari,” katanya.

Ia mengakui untuk menguatkan penilitian ini melibatkan Ketua prodi akfar Bukittinggi Diki Ranova. Hanya saja beliau sebatas pembimbing, yang mengerjakan mulai dari perakitan obat dan suplemen ini kita yang kita lakukan.

“Ini baru uji coba, belum dipasarkan ke masyarakat. Insyaallah nanti pulang dari Kendari kita akan segerakan standarisasi. Kami yakin obat alam atau herbal tanpa efek samping kita sudah ada dosis, tidak latah ikut-ikutan. Obat herbal ini punya komposisi dosis tertentu,” sebutnya.

Pihaknya mengaku proses pembuatan proposal penilitian dimulai sejak bulan Mei hingga bulan Agustus 2023. 

“Kita baru mengerjakannya bulan Juni hingga pelaksanaan Myres ini,” sebutnya.

Menurutnya  kemampuan anak didiknya siswi MAN 2 Kota Bukittinggi  bisa meraih yang terbaik. 

“Kita sangat optimis. Yang penting percaya diri, maksimal, tawakkal alallah saja, insyaallah bisa berikan yang  terbaik. Saya sudah berikan stimulan bagi anak-anak. Kita sebatas membimbing dan memotivasi mereka saja, Bahkan mereka kita tekankan untuk bekerja keras dan pantang menyerah" tandasnya.(vera)


Editor: -
Fotografer: -