Sonsong Kurikulum Nasional, Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi Gelar NGOPI

Bukittinggi, Humas--Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi melalui Seksi Pendidikan Madrasah gelar kegiatan Ngobrol Seputar Pendidikan Islam (Ngopi) dengan Tema "Implementasi Kurikulum Merdeka dan Persiapan Menuju Kurikulum Nasional", Kamis (11/07) di aula Kantor Kemenag setempat.

Kegiatan ini di ikuti 30 orang peserta (Kepala, Waka dan Guru Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta Se-Kota Bukittinggi), dibuka Plh. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi, H. Zulfikar didampingi Kasi Pendidikan Madrasah, Aldi Heko Putra.

Kasi Pendidikan Madrasah, Aldy Heko Putra menyampaikan Kurikulum Merdeka menjanjikan potensi untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan lebih mendekatkan kurikulum kepada kebutuhan lokal. Namun, tantangan utama terletak pada kesiapan infrastruktur, pengetahuan guru, dan konsistensi implementasi di madrasah di lingkungan Kantor kemenag Kota Bukittinggi. Dengan kondisi diatas maka dilakukan pendampingan khusus terhadap Kepala Madrasah, Waka dan dan perwakilan guru madrasah untuk Ngobrol Seputar Pendidikan (NGOPI) tentang Implementasi Kurikulum Merdeka menuju Kurikulum Nasional.

"Hampir semua madrasah kota Bukittinggi telah menerapkan Kurikulum merdeka di  lembaganya, namun seiring waktu berjalan, pemerintah pusat juga sedang merumuskan Kurikulum baru yang akan diterapkan kedepannya di seluruh sekolah dan madrasah yaitu Kurikulum Nasional.



Kurikulum Merdeka adalah inisiatif yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia untuk mempersiapkan transisi menuju Kurikulum Nasional. Untuk Kementerian Agama (Kemenag), adaptasi ini berfokus pada integrasi nilai-nilai keagamaan dengan tujuan memperkuat pendidikan agama di Indonesia. Di Kota Bukittinggi, implementasi Kurikulum Merdeka ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperbaiki dan mengoptimalkan sistem pendidikan agama di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Kemenag setempat.

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik," jelasnya.



Plh. Kepala Kementerian Agama Kota Bukittinggi, H. Zulfikar mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka sebenarnya bukan sesuatu yang tiba-tiba, namun sudah didesain jauh hari dan sudah memasuki tahun kedua di Kementerian Agama. Pertimbangan ditetapkannya Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional didasarkan pada hasil evaluasi pada satuan pendidikan yang menunjukkan kemajuan signifikan pasca pemulihan masa pandemi Covid-19.

"Peran kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan. Kurikulum. Sistem pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang akan membawa bangsa menuju kemajuan. Untuk itu sistematis pendidikan harus dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman," tuturnya.

Kata Plh. Kemenag Kota Bukittinggi ini lagi "Menyadari hal tersebut, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional baru. Kurikulum ini memberikan keleluasaan dan kemudahan bagi pendidik untuk menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan fokus pada penguatan karakter. Untuk tahap selanjutnya akan diberikan sosialisasi ke setiap pemangku kebijakan seperti kepala madrasah, waka dan lainnya kemudian diteruskan kepada jajaran," jelasnya lagi. (Syafrial)


Editor: -
Fotografer: Syafrial