Sosialisasi Implementasi Kurikulum Mulok Keminangkabauan, Kabid Penmad Harapkan Menjadi Prioritas

Padang (Humas)-- Kanwil Kemenag Sumbar melalui Bidang Penmad menindaklanjuti surat Gubernur Sumbar tanggal 23 Oktober 2024, ke Kanwil nomor 430 Tahun 2024 tentang Upaya dalam rangka mewariskan dan melestarikan nilai nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah “ (ABS SBK) kepada peserta didik.  

Demikian disampaikan Kakanwil diwakili Kabid Penmad H Hendri Pani Dias dalam sambutannya pada giat Sosialisasi Implementasi Kurikulum Mulok di Aula AB I Kanwil Kemenag Sumbar, Rabu (05/02/25).

Gagasan itu dilaksanakan dan diberlakukan bagi madrasah mulai dari tingkat Paud, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA di Sumbar, sambung Hendri.

“Akan dilaksanakan pelajaran muatan lokal Keminangkabauan, sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. “ sebutnya.

Dikatakan Hendri PD mulok ini akan mulai diberlakukan pada semester genap tahun ajaran 2024/2025.

Hendri menyebut mulok Keminangkabauan yang bersifat kedaerahan  berisi tentang adat istiadat dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam budaya Minangkabau itu sendiri.

Menurutnya hal itu perlu dikenalkan kepada peserta didik, baik siswa madrasah maupun santri ponpes nantinya. Mengingat sudah diatur dalam Pergub nomor 36 Tahun 2022 tentang kurikulum muatan lokal Keminangkabauan.

“Jadi dalam muatan lokal ini nanti bisa dilaksanakan di madrasah. Mulok ini sebagai acuan positif bagi anak anak dalam bersikap, berpikir dan berperilaku. Baik dalam pergaulan di madrasah maupun keseharian dirumah dan lingkungan sekitarnya,” jelasnya.

Hendri PD menyoroti tak sedikit anak anak jaman kekinian lebih mengedepankan perilaku dan budaya yang bertolak belakang dengan nilai nilai adat dan budaya Keminangkabauan.

Terlebih di era digitalisasi yang terus berkembang, melalui media teknologi dan sejumlah platform medsos dan internet yang ada suka atau tidak telah menggerus nilai nilai agama dan budaya lokal itu sendiri.

“Tentu saja hal sangat berimplikasi terhadap pembentukan karakter anak anak di masa depannya. Banyak anak anak ini yang tidak tahu dengan adat. Salah bicara, salah duduk, kato mandaki, kato manurun. Nah ini penting sekali dikenalkan dan diterapkan minimal 1 kali dalam sepekan,” ucap Hendri PD.

Selain itu cara lain yang bisa dilakukan menurut Hendri PD adalah dengan menerapkan aturan bagi siswa madrasah untuk mengenakan baju basiba untuk perempuan dan baju taluak balango untuk laki laki. Harapan besarnya tentu dalam rangka mewujudkan generasi yang unggul, taat dan beradat.

“Minimal juga bisa diterapkan sekali dam seminggu. Bahkan penerapan bahasa Minang dengan dialeg khas daerah masing masing. Termasuk juga mengenalkan kuliner khas Minangkabau,” jelas Kabid Penmad.

Pihaknya mengaku sangat mendukung sekaligus mengapresiasi langkah Pemprov setempat dalam upaya membentuk generasi emas melalui nilai nilai adat dan keagamaan di Minangkabau. 

Disamping itu, Hendri mengajak seluruh Kepala Madrasah yang hadir, betapa pentingnya mengintegrasikan dan memaknai nilai Al-Qur’an dan budaya Minangkabau terhadap Mata Pelajaran terkait.

“Muatan lokal itu kan banyak ragamnya. Nah Mulok Keminangkabauan diharapkan menjadi salah satu alternatif yang prioritas bagi madrasah, selain Tahfizh dan lainnya,” jelas Kabid.

“Hal ini harus diperkenalkan dan dipahami anak peserta didik. Jangan sampai mereka tidak mengenal budaya mereka sendiri. Selain untuk melestarikan juga berdampak besar dalam upaya pembangunan karakter mereka,” tukas Hendri lagi yang didampingi Ketua Tim Kurikulum H Afrizal.

Ketim Kurikulum H Afrizal turut mengemukakan pendapatnya terkait Implementasi mulok bagi madrasah dan ponpes. Menurutnya dari sisi materi dan kisi kisi yang ada di muatan lokal tersebut sangat relevan untuk anak anak zaman teknologi.

Selain untuk mengingatkan kembali kepada mereka, mulok ini diharapkan dapat mengatasi meminimalisir perkembangan perilaku menyimpang generasi muda. Misalnya tindakan bullying, pergaulan bebas, narkoba, miras termasuk LGBT.

“Dengan adanya muatan lokal ini, setidak tidaknya mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar adat basandi syara, syara basandi kitabullah,” jelasnya.

Sebagai Ketua Tim Kurikulum Afrizal mengaku sangat mendukung dan akan berupaya melakukan pendampingan nantinya. Pun, termasuk untuk membantu menyiapkan segala bentuk materi yang dibutuhkan madrasah.

“Jika perlu tindak lanjut dari sosialisasi ini, kita siapkan juga dan undang kembali narasumber yang kompeten di bidang Keminangkabauan tersebut,”tandasnya.

Pada giat ini juga melibatkan narasumber langsung dari Diknas Pendidikan Radmil yang telah berpengalaman menulis tentang Mulok Keminangkabauan tersebut.  Dalam presentasinya ia membahas tentang asal muasal suku di Minangkabau, sumbang 12, sumbang duduk, sumbang tagak, sumbang bicara, sumbang bapakaian dan kajian lainnya yang memiliki substansi kedaerahan yang tinggi.(vera)


Editor: vethriarahmi
Fotografer: VR