Sosialisasi Metode GASING di Kemenag Pariaman

Pariaman, Humas_Kantor Kementerian Agama Kota Pariaman menggelar sosialisasi Implementasi Budaya Literasi Numerasi bagi peserta didik Madrasah menggunakan Metode Gasing, Jum’at (08/11/2024).

Dilaksanakan di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Pariaman, dengan peserta 35 Pendidik terdiri Kepala Madrasah, Guru Bidang Studi Matematika dan Guru Kelas MI se Kota Pariaman.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Kota Pariaman, diwakili Kasi Pendis Syaiful Azmi dan didampingi Pengawas Madrasah, Satria.

Dalam sambutannya Kasi Pendis menyampaikan bahwa Metode Gasing adalah metode pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh Matematikawan Yohannes Suryo. “Seorang Profesor di Bidang Matematika dan Fisikia yang menerapkan model belajar berhitung dengan langkah-langkah yang gampang, asyik, dan menyenangkan,” ujarnya.

“Metode ini merupakan program dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk meningkatkan kompetensi guru matematika di Madrasah dan GASING merupakan singkatan dari Gampang, Asik, dan Menyenangkan,” ulasnya.

“Kita menghadirkan dua orang pemateri yang telah mengikuti kegiatan serupa di Universitas Negeri Padang. pematerinya Famela Harasa, S.Pd (Guru Matematika) dari MTsN 3 Kota Pariaman dan Desi Gusnita, S.Pd.I   (Guru Matematika) dari MIN 1 Kota Pariaman,” jelasnya.

Setelah dibuka secara resmi oleh Kasi Pendis, dilanjutkan dengan Sosialisasi Metode GASING yang langsung disajikan oleh pemateri.

Dalam pemaparannya, pemateri menyampaikan bahwa penerapan metode Gasing ini tidak hanya dimaksudkan untuk membuat anak pintar berhitung, namun yang paling penting adalah mengembangkan cara berfikirnya yang lebih mengedepankan logika, meningkatkan kecerdasan visual, serta mengubah karakternya.

“Biasanya siswa yang sudah mempelajari matematika dengan metode Gasing, kepercayaan dirinya meningkat. Jadi tidak ragu lagi dalam memecahkan masalah, terutama dalam berhitung,” ungkap Famela.

Penerapan Metode Gasing ini, kata Desi Gusnita, dinilai sangat efektif dan efisien, karena hanya memakan dua pekan untuk mengajarkan matematika kepada anak yang sama sekali tidak bisa matematika, hingga menjadi jago matematika. (Adi/Meri)


Editor: Supriadi/Asmeri
Fotografer: Supriadi