Padang (Humas)- "Sejak tahun 2022 sudah mengajukan redistribusi ke MAN 2 Bukittinggi. Alhamdulillah sekarang ditempatkan di Bukittinggi, apakah di MAN 1 atau MAN 2 Bukittinggi saya sangat bersyukur bisa berkumpul dengan suami dan dekat orang tua saya." Demikian penuturan Rika Novita guru MAN 1 Tanah Datar kepada humas usai menerima SK Pemetaan dan Penataan Guru Formasi CPNS 2018 hari ini Jum’at (16/08/24) di aula Amal Bhakti I Kanwil Kemenag Sumbar.
“Karena saya anak pertama, harapannya tentu saja selain bisa mengabdi sebagai guru, saya juga bisa merawat orang tua. Alhamdulillah qadarullah, rezeki sekali saya bisa ditempatkan di MAN 2 Bukittinggi,” katanya.
Bertugas sebagai guru honor di SMA 1 Bukittinggi dibawah naungan Diknas sebelum ini, harapannya sangat besar bisa ditempatkan lagi bertugas di Bukittinggi pasca penempatan Tahun 2019 jauh dari keluarga.
Ditempatkan di MAN 1 Tanah Datar setelah lulus CPNS Formasi 2018 pada penempatan 2019, Rika mengaku sangat bahagia ketika ditugaskan kembali ke kampung halamannya di Bukittinggi.
Sebelum ini ia mengaku sering terganggu konsentrasi dalam mengajar. Sewaktu-waktu bisa saja terpecah, karena mengingat anak dan suami yang jauh darinya. Jarak tempuh yang memakan waktu cukup jauh membuatnya terkendala dalam meningkatkan kompetensi dan inovasi sebagai guru.
Namun hari ini Ia bertekad, setelah kesabarannya berbuah manis sesuai dengan harapan. Begitu saja impian dan harapan tercipta untuk menelurkan kreativitas di tempat tugas yang baru.
Ia melihat dengan kurikulum merdeka saat ini, kedepan sangat berharap mampu menjadi fasilitator dan motivator bagi anak didiknya.
Menurutnya Gen Alfa sekarang berbeda lagi dengan generasi yang sebelumnya. Terlebih dalam pembelajaran berbasis IT.
“Dengan berkumpul bersama keluarga, menjadi motivasi dan imunisi tersendiri bagi saya untuk lebih fokus belajar menjadi guru yang adaptif dengan metode pembelajaran digital. Banyak sekali platform yang bisa saya manfaatkan sebagai media pengajaran, itu tantangan sekaligus peluang bagi saya untuk berinovasi khususnya untukmapel sejarah yang notabene membuat anak anak mudah boring,” ungkapnya.
Berbeda halnya dengan pengakuan guru bernama Ririn Fransiska yang semula ditempatkan di MTsN 5 Pesisir Selatan. Perempuan manis ini mengaku tak menyangka bisa ditempatkan bertugas di MTsN 2 Kabupaten Solok, kampung halamannya sendiri. Ia Sangat bersyukur, bisa tercapai sesuai dengan keinginan yang diharapkan selama ini.
Ririn menyebut selama mengabdi di MTsN 5 Pesisir Selatan tak sedikit inovasi dan kreasi yang dilakukannya. Seperti di aspek kesenian dan digitalisasi.
Guru mapel Bahasa Inggris ini, menuturkan semangatnya kian mencuat begitu melihat penempatan tugas tercantum di madrasah tempat dulunya ia menimba ilmu. Sekilas kenangan masa remaja yang ia habiskan bersama guru dan temannya di madrasah tersebut membangun energi baru lagi.
“Alhamdulillah selama ini saya membuat sejumlah karya di Chanel YouTube dan insyaallah nanti akan saya lanjutkan inovasi ini, dan akan lebih fokus di bidang digitalisasi. Baru baru ini juga sempat mengikuti film pendek yang di gelar Kanwil Kemenag Sumbar dan mendapat juara II pembuatan script dan pemerannya juga sekaligus,” katanya.
Begitu pula terkait kurikulum merdeka, menurut pengakuannya baru ditahun pertama, jadi memang masih terbilang awam. Hanya saja berkat kerjasama bisa dilaksanakan bersama- sama sesuai dengan visi kurikulum nasional. Dimana konsen untuk memerdekakan siswa dan menfasilitasi mereka sesuai dengan minatnya.
“Mudah mudahan saya bisa beradaptasi dan berkolaborasi dengan guru guru madrasah yang sekarang ini kedepan,” Ungkapnya.
Mewakili teman-teman yang lain, Ririn mengucapkan ungkapan terimakasih yang luar biasa atas kerja keras Kanwil Kemenag Sumbar dan tim Kepegawaian dalam memperjuangkan nasib mereka, lanjutnya.
“Proses yang begitu panjang pasti cukup melelahkan, kami memohon maaf sebesar-besarnya mungkin ada diantara kami yang terkesan nyinyir, agak memberikan komentar dan mengganggu waktu tim Kepegawaian selama ini. Semoga yang telah didedikasikan menjadi amal ibadah disisi Allah SWT,” ungkap alumni UNP ini.
Sementara itu, penempatan tugasnya di MTsN 4 Parak Laweh Kota Padang cukup membuat guru BK Ayunda Nindya Resti dilema, pasalnya masih harus berjauhan lagi dari suami yang bertugas sebagai guru BK di SMK Padang Panjang.
“Tapi alhamdulillah masih mending jauh lebih dekat ketimbang dari Balai Selasa Pesisir Selatan Ke Padang Panjang memakan waktu tujuh jam bolak balik. Dan sekarang sudah dua jam dari Padang ke Padang Panjang. Disyukuri aja lagi, meskipun sedihnya ada, senangnya juga ada tapi berharap suatu saat benar benar bisa berkumpul dengan suami,” ungkapnya berlinang air mata.
Baginya jauh lebih berat berpisah dari suami ketimbang jauh dari orang tua. LDR selama tiga tahun cukup menguras perasaan dan biaya, hal ini dilontarkan guru BK itu dengan isak tangis yang tak kunjung berhenti.
Namun begitu, dibalik rasa sedih yang tak terbendung tersimpan harapan besar baginya. Guru BK ini berkomitmen untuk memajukan madrasah tempat ia menimba ilmu dulunya.
“Sebelumnya saya kan honor di dinas pendidikan, dan sejujurnya saya sangat rindu dengan suasana madrasah. Saya memang ingin memajukan madrasah tempat saya belajar dulu. Terlebih juga bakal bertemu dengan guru BK saya, insyaallah kami akan berkolaborasi,” ujarnya.
Ia mengajak rekan guru lainnya yang belum terpenuhi keinginannya, untuk tetap bisa bersyukur. “Mungkin kata Allah belum sekarang dengan suami, tapi disuruh dulu berbakti dengan orang tua yang berdomisili di Padang, kita syukuri saja, kata Allah itu yang terbaik,” terang alumnus Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah UIN IB Padang tersebut.
Secara khusus ia mengungkapkan rasa terimakasih mendalam kepada seluruh tim kepegawaian yang terlibat dalam ikhtiar redistribusi ini.
“Kami dengar dari pagi sampai malam, bulan ramadhan pun sampai malam, masih terus memperjuangkan nasib kami yang jauh dari keluarga ini. Bapak ibu tim Kepegawaian semoga sehat selalu, tak bisa diungkapkan dengan kata kata, semoga Allah membalas dengan beribu kebaikan,”pinta Ayunda Nidya Resti dengan tangis yang terbata-bata.
Ungkapan bahagia sekaligus dilem datang dari guru MIN 1 Padang Firdaus. Pasca menerima SK ia mengaku kaget dengan penempatan yang tercantum di SK.
Mengingat sudah lama sekali sejak tiga tahun lalu ia berharap bisa berkumpul dengan anak dan istri di Kabupaten Agam negeri asalnya, namun tak kunjung terwujud.
Namun begitu mimpi dan harapan itu sudah dikuburnya dan ikhlas mengabdi sekaligus membangun inovasi di Padang, kisahnya sudah berbeda. Ia justru ditempatkan bertugas di MAN 2 Kabupaten Agam, setelah memboyong istri dan anaknya pindah ke Padang.
“Ya Allah, saya kaget juga. Dulunya saya pikir sudah pupus harapan bisa pindah ke Agam, tahunya saat saya sudah nyaman dengan keluarga bertugas di Padang, qadarullah saya malah menerima SK redistribusi ke Agam. Disini saya juga baru memulai bisnis kecil-kecilan, mencoba buka kedai, istri juga sudah resign dari honor, entahlah mungkin Allah punya rencana lain yang lebih baik.” Ungkapnya nelangsa.
Sebagai informasi kegiatan ini menindaklanjuti Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Agama tanggal 29 Juli 2024 perihal rekomendasi Pemetaan dan Pendataan Guru Formasi CPNS Tahun 2018 pada Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumbar dan surat edaran Sekjen Kemenag RI nomor 22 tahun 2024 tentang Pemetaan dan Pendataan Guru Formasi CPNS Tahun 2018.(vera