Tiga Tim Myres Sumbar Raih Medali Perunggu, Kabid Penmad: Budaya Meniliti Harus Menjadi Tradisi Siswa Madrasah

Kendari (Humas)- Salah satu kriteria pemilihan tema yang baik dalam Myres adalah objek penelitian itu berkaitan dengan permasalahan aktual yang ada dilingkungan sekitar, sehingga hasil penelitian itu memiliki dampak perubahan sekaligus solusi kreatif atas persoalah yang terjadi.

Pernyataan ini dikemukakan H Hendri Pani Dias Kabid Pendididikan Madrasah Kanwil Kemenag Sumbar saat dikonfirmasi, Rabu (06/09) usai seremoni penutupan di Aula utama Asrama Haji Kendari Sulawesi Tenggara.

Menurutnya tiga tema yang dipilih Tim Myres Sumatera Barat agaknya telah memenuhi syarat itu untuk dikembangkan lebih dalam lagi kedepan. 

“Sehingga proposal penilitian mereka bisa lolos dan menjadi 6 finalis tahun 2023 ini. Hal ini menjadi sejarah baru bagi Sumatera Barat sekaligus sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas diri kedepan,” katanya kepada humas, usai menerima hasil capaian tiga tim Myres Sumbar yang mengantongi medali perunggu.

Misalnya saja untuk penilitian Uji Aktivitas Gas Metana pada Tambang Batu Bara di Sawahlunto yang diangkat oleh Tim MTsN 2 Sawahlunto.

Menurutnya penilitian tim Myres Sumbar dalam hal ini aware dengan realita yang terjadi. 

“Kita contohkan adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas. Gas ini dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakaran sebagai pengganti LPG. Dengan menghubungkan ke unit kompor, rumah tangga di sekitar TPA juga dapat memanfaatkan gas metana dari TPA untuk kompor gas.”katanya.

Hanya saja pada kadar yang tinggi, gas ini dapat mengurangi kadar oksigen di atmosfer bumi hingga 19.5% bahkan dengan kadar yang lebih tinggi lagi. 

“Dalam hal ini gas metana dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan jika tercampur di udara.” Katanya.

Persoalannya saat ini adalah, siapapun tidak bisa mendeteksi kadar gas metana pada tempat tertentu. 

“Maka penelitian ini menjadi penting dan up to date ketika hanya yang menggunakan IOT yang terhubung secara sistemik, maka seseorang bisa mengetahui berapa kadar metana dalam sebuah lobang batu bara melalui HP android yang digunakan, dalam konteks ini, tentu sangat relevan dengan Kota Sawahlunto sebagai penghasil batubara,” Ungkap Hendri PD.

Begitu pula untuk tim Myres dari MTsN Lima Puluh Kota yang memusatkan penilitiannya pada pengaruh tontonan series Boy Love, Girl Love yang marak sekarang ini. Tak kalah relevan dengan kebutuhan edukasi terhadap korban pergaulan yang mengarah ke perilaku LGBT. 

Tak kalah menarik, termasuk juga fokus penilitian yang diusung oleh MAN 2 Kota Bukittinggi tentang uji aktivitas antioksidan dari biji alpukat untuk pengobatan penyakit stroke di Bukittinggi.

Menurutnya, hal ini sepatutnya diapresiasi secara khusus. Bahkan, perlu dikembangkan lebih jauh, mengingat relevansi antara buah pikir dan gagasan tim ini sangat releatable dengan kondisi kesehatan masyarakat di Bukittinggi.

Itulah mengapa kegiatan Myres ini perlu terus di kembangkan lebih jauh. Mengingat Madrasah research sejatinya menumbuhkan peniliti-peniliti muda di madrasah. 

Disamping sebagai manifestasi dari bentuk project dari implementasi kurikulum merdeka. Dimana siswa terbiasa membuat projek-projek baru yang berkaitan dengan sosial atau humaniora. Lebih jauh penilitian juga memberikan manfaat yang besar terutama bagi siswa.

Terlebih lagi dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan solidaritas sesama, untuk menemukan dan mengamati ilmu pengetahuan dan mengambangkan wawasan. Kemudian juga dapat meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah, melalui model pembelajaran yang inovatif. 

Selain itu bagi madrasah ini juga sebagai masukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran bagi guru, agar menjadi lebih Efektif dan efisien.

Myres buka hanya untuk MA, tapi MI MTs dan MA maka budaya meniliti itu menjadi tradisi siswa madrasah terutama bagi 40 madrasah yang telah dipiloting sebagai madrasah research di Sumbar.

Itulah mengapa, perlu dipahami seluruh peserta, khususnya Sumatera Barat, bahwa even KSM maupun Myres bukan sekadar mencari pemenang atau siapa yang terbaik. 

“Namun berpikir seperti yang diarahkan bapak Dirjen Pendis Kemenag RI. Dengan KSM ini lahir dua jenis siswa pemenang dan pembelajar”, tukasnya.(vera)

 


Editor: -
Fotografer: -