Padang (Humas)- Santri pondok pesantren sebagai bagian dari makhluk sosial di era kekinian dituntut untuk berorganisasi. Karena itu akan melatih mereka bersosialisasi, juga berinteraksi dengan banyak orang, dengan segala karakter dan kepribadian serta latar belakang mereka yang beragam.
Demikian dijelaskan Ketua Tim PD Pontren dan Ma’had Aly Yohanis hari ini Kamis, 30 Mei 2024 pada kegiatan Pembinaan Kepeloporan, Kesukarelawanan dan Kepemimpinan pada Organisasi Santri Pesantren.
Kegiatan yang berpusat di Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau, dihadiri ASN JFU Tim Pondok Pesantren Fauziyah, Almudassir dan BPP Bidang Papkis Solmus. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut terlaksananya Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2020-2024.
Yohanis memaparkan tentang urgensi organisasi bagi santri di pondok pesantren. Dimana kewajiban santri adalah belajar dan adapun terlibat dengan organisasi merupakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasah potensi diri, membangun jiwa kepemimpinan.
Menurutnya para pemimpin saat ini merupakan bagian pemuda yang aktif dahulunya di kepengurusan organisasi.
Manfaat lain dari organisasi yang bisa di rasakan selain melatih leadership (kepemimpinan), juga akan memperluas pergaulan dan jaringan, meningkatkan wawasan dan pengetahuan, dan mampu mengatur waktu dengan sangat baik.
Berorganisasi merupakan ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya sekaligus praktik langsung dari teori-teori yang dipelajari.
Disamling itu, berorganisasi juga dapat merangsang kreativitas, memunculkan ide-ide, sehingga akan membentuk pribadi yang kreatif dan berpikir di luar kerangka baku.
Ia juga mengajarkan santri untuk mencari pemecahan masalah, kerja keras, bertanggung jawab, pantang menyerah, kuat dalam menghadapi tekanan, dan tidak suka berpangku tangan.
“Dengan ikutnya santri pada kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan skillnya dan juga mencetak prestasi.” Ujarnya.
Dalam waktu yang sama, Fauziyah tim PD Pontren dan Ma’had Aly memberikan motivasi berbeda kepada santri. Ia mengupas tentang Pesantren Ramah Anak.
Fauziyah menyebut bahwa negara saat ini sangat serius melindungi santri dari kekerasan seksual. Hal itu dibuktikan dengan terbitnya regulasi yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, Peraturan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan pada Kementerian Agama.
Bahkan diperkuat lagi melalui hadirnya KMA Nomor 83 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Satuan Pendidikan pada Kementerian Agama.
Dijelaskan Fauziyah dalam materinya bentuk kekerasan seksual mencakup perbuatan yang dilakukan secara verbal, nonfisik, fisik, dan/ atau melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu, harapan kita juga pihak pesantren ikut serta melaksanakan pengawasan dan pembinaan tentang hal ini.
Ia juga mengedukasi santri dengan informasi dan regulasi terkait perlindungan terhadap santri.
Saat ini sambung Fauziyah, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat sedang menyiapkan dokumen tentang Pesantren Ramah Anak yang melibatkan Pemprov Sumbar, Kepolisian, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Bahkan Kementerian Agama RI juga menyediakan kontak pengaduan : 1. Layanan Sahabat Perempuan & Anak (SAPA) 129. Dimana untuk Pengaduan Langsung bisa di tujukan ke alamat Jln. Medan Merdeka Barat No. 15, Jakarta, Indonesia,” jelasnya.
Saat ini pemerintah juga menyediakan layanan Pengaduan Online ke sejumlah media sosial sebagai berikut,
Hotline : 021-129
Whatsapp : 08111-129-129
Facebook : kppdanpa
X (twitter) : @kpp_pa
Instagram : @kemenpppa
Email : humas.kpppa@gmail.com
Website : www.kemenppa.go.id
2. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI):
• Pengaduan Langsung:
Jl. Teuku Umar No. 10 Gondangdia Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta,
Indonesia.
• Pengaduan Online:
Hotline : 021-3190-1556
Whatsapp : 0811-1772-273
Email : pengaduan@kpai.go.id
Website : www.kpai.go.id
Linktree : https://linktr.ee/kpai_official
Terakhir Fauziyah mengajak para santri untuk melek dengan informasi dan menjauhkan diri dari potensi potensi yang akan menggiring kepada kekerasan tersebut.
Pembicara ketiga adalah anggota TIM Pd Pontren dan Mahad Aly Almudassir. Almudassir memberikan motivasi kepada santri tentang betapa pentingnya menjadi santri yang rajin dan tekun belajar.
Berlatar belakang sebagai santri, Almudassir menekankan betul agar santri dapat bersungguh-sungguh dalam belajar.
“Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya.” Katanya memberi spirit.
Ia meyakini Ddan berharap 10 atau 20 tahun kedepan, akan lahir para pemimpin, tokoh, dan ulama hebat dari ponpes ini.
“Dengan kesungguhan meraih cita dan impian insyaallah di masa mendatang lahir walikota hingga gubernur dari Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau.” supportnya lagi.
Kegiatan dihadiri Adi Sahyogi,M.Pd Pimpinan pondok, Ustadz Ahmad Putra. M.Pd Waka Kesiswaan MA Alfalah, Ustadz Syafi'i, S.Pd Waka MA, Ustadz dan Ustadzah majlis Guru dan 130 orang santri.(vera)