Tarusan (Humas)- Kabid Pendidikan Madrasah H Hendri Pani Dias menginginkan proyek REP-MEQR memiliki orientasi terhadap keberhasilan dan kemajuan program pendidikan mutu madrasah.
Hal itu ditekankannya saat menutup Rakor Evaluasi REP MEQR Tahun 2024 di lingkungan Kanwil Kemenag Sumbar, Kamis (26/09/24) pukul di Pandan View Mandeh Pesisir Selatan.
Menurutnya tata kelola yang baik menjadi hal yang paling penting dalam pengelolaan madrasah, apalagi menggunakan dana yang tidak sedikit dari Bank Dunia.
Hendri PD menyebut pengelolaan yang baik, terbuka dan akuntabel merupakan penentu keberhasilan program tersebut.
Terkait itu, Kabid menggagas kegiatan zoom rutin dengan agenda “Ngaji Madrasah” mulai minggu pertama Oktober bulan depan. Secara bergiliran nantinya akan membahas tema tema tertentu. Sehingga pada akhirnya bisa satu visi dan persepsi menyelesaikan semua PR Madrasah yang ada selama ini.
Melalui kegiatan zoom ini nanti kita akan bahas semua hal terkait upaya manajemen mutu madrasah di Sumbar. Termasuk soal data lengkap dengan peluang dan prospek yang kita dapat dari pusat.
Menurutnya pembahasan materi dalam rakor Evaluasi dari jajaran Ketua Tim bisa motivasi tersendiri bagi seluruh peserta. Baik itu terkait empat komponen EDM e-RKAM, SBSN termasuk juga peluang hambatan dan tantangan dengan redistribusi guru dan tenaga kependidikan yang dipaparkan Tim Kepegawaian.
Hal itu semua dinilai Hendri bagian dari awal untuk membedah kegiatan dari awal sehingga bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan itu.
"Itulah cermin kita sampai hari ini. Seperti dalam kaidahnya, Jadilah kamu seperti dokter yang cerdas tapi Arif yang bisa menempatkan obat sesuai penyakit, yang mampu menganalisa dan memberikan obatnya,” imbuh Hendri.
Begitu pula melalui narasumber yang telah memparkansejumlah kendala, persoalan terkait MEQR atau redistribusi. Tinggal lagi mencatat poin penting dan mencari strategi yang tepat untuk dilakukan.
Hendri Pani Dias mengakui, potensi SDM pengelola madrasah Provinsi Sumbar sudah baik namun tidak terelaborasi. Pihaknya menyayangkan kendati telah sama sama bekerja tapi belum maksimal untuk bekerja sama.
“Kami masih ingat ketika Dirjen Pendis getol dengan AKMI. Kalau kita ingin sukses MEQR harus kita reformasi birokrasi dan kebijakan mutu Madrasah.” Katanya mengulangi arahan Dirjen Pendis.
Dimana reformasi birokrasi itu sendiri meliputi penataan tata kelola pendidikan, efektivitas pengawas, pelayanan publik berbasis teknologi informasi, penataan regulasi pendidikan. Termasuk juga profesionalisme dan pemerataan SDM dan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan sumber daya pendidikan.
Sedangkan untuk reformasi manajemen mutu itu berkaitan dengan manajemen berbasis visi madrasah, berbasis teknologi dan informasi, berbasis kinerja, dan berbasis kolektif kolaboratif.
“Kalau kita tidak mereform kedua hal itu akan kembali seperti semula,” katanya.
Dalam konteks ini itu Hendri mengingatkan jajaran Kepala madrasah untuk membuka ruang dialog sebagai saluran untuk berdiskusi berdialog, bekerja sama. Hanya saja bukan sekadar dalam tahapan sebuah narasi dan rutinitas semata, tapi membahas ke akar atau esensi masalah. Saya yakin itu bisa menyelesaikan masalah,” jelasnya.
Diyakininya rapat tanpa transparansi tidak bernilai apa-apa. Bukan masanya lagi rapat itu tidak transparans.
“Kami berharap, rakor ini bisa menjadi bahan oleh Kasi, Admin, dan Kasubbag Kemenag menfasilitasi ini. Kemudian. memetakan semua masalah dan mencari solusi untuk diajukan nantinya. Kami berharap setelah rakor ini, leadership itu bisa berjalan baik,” Ujarnya.
Misalnya dengan upaya menggelar rapat bersama jajaran Kamad di Kabupaten/kota. “Jajaran Kasi bisa mengundang Kamad untuk menggelar rapat rutin secara berkala, minimal satu kali dalam 15 hari dengan tema yang berbeda,” sebutnya.
Terlebih lagi saat ini adalah penghujung Renstra 2020-2024. Dengan kata lain tahun 2025 mendatang sudah memasuki era kepemimpinan yang baru.
Diketahui awal tahun kepemimpinan baru, kecenderungan anggaran tetap masih akan turun sementara program akan terus berjalan maju.
“Mau tidak mau stakeholder harus pintar mencari peluang dan strategi sumber anggaran yang bisa memfasilitasi penjaminan kualitas mutu madrasah. Salah satunya adalah anggaran dari komite.” ucapnya memberi spirit.
Untuk itu, yang perlu dibenahi itu adalah saluran komunikasi terkait komite kepada orang tua murid melalui siswa madrasah lanjutnya. Pihaknya berkeyakinan ketika madrasah bergerak bersama memaksimalkan peluang dan potensi komite dengan baik, manajemen mutu madrasah itu akan terwujud.
"Kalau tidak bergerak bersama dengan komite, hanya mengandalkan dana bos, tidak akan mungkin sanggup menggesa peningkatan kualitas madrasah. Tak sedikit madrasah yang maju itu dikarenakan eksistensi dan kontribusi komite yang bagus,” katanya.
Bahkan gagasannya membuat asosiasi komite madrasah, yang belum sempat terwujud tahun kemarin, diharapkan segera bisa terwujud. Sehingga asosiasi itu bisa menjadi pelindung bagi seluruh komite madrasah Sumbar
“Untul asosiasi komite madrasah ini, selama itu tidak menyalahi aturan dan sesuai regulasi, madrasah tidak usah takut dan khawatir. Makanya bapak dan ibu perlu meningkatkan literasi regulasi dan kebijakan kedepan,” tukasnya.
Terakhir Kabid Penmad menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak Kemenag Pesisir Selatan selaku tuan rumah lokasi acara Rakor Evaluasi REP MEQR tahun 2024. (vera)