Kendari, Humas — Lantunan ayat suci menggema dari arena Seleksi Tilawatil Qur’an dan Muasabaqah Al Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kafilah Sumatera Barat tampil percaya diri, membawa semangat Ranah Minang dalam babak penyisihan.
Penampilan kafilah Sumbar hari turut disaksikan langsung Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Sumbar Al Amin selaku pimpinan kafilah, Kabid Penais Zawa Abrar Munanda, Kabid Urais Yosef Chairul, serta sejumlah Kakan Kemenag kabupaten/kota.
Salah seorang Pelatih cabang Tahfiz, Rahimul Amin, yang juga Imam Besar Masjid Raya Sumbat ini mengungkapkan rasa syukur atas penampilan teebaik kafilah Sumatera Barat di babak penyisihan.
Ia menjelaskan, dalam ajang nasional ini, Sumbar menurunkan formasi lengkap di semua cabang mulai dari cabang tilawah, hadis, tafsir termasuk cabang tahfiz Al-Qur’an.
“Alhamdulillah, Provinsi Sumatera Barat mengutus formasi lengkap di semua cabang. Khusus untuk cabang tahfiz Al-Qur’an, kita mengirimkan lebih kurang 16 peserta — baik tahfiz dengan tilawah, tahfiz saja, maupun tahfiz dengan tafsir,” jelas Rahimul, Rabu (15/10).
Ia menilai, secara umum para peserta memiliki kemampuan dan potensi yang sangat baik, tidak kalah dari daerah lain. Itu terlihat sejak latihan dan pemantapan sebelum berangkat ke Kendari.
"Anak-anak kita sudah sangat baik dalam penguasaan hafalan. Saat latihan, ketika ditanya, mereka bisa menjawab semua pertanyaan tanpa salah sedikit pun. Bahkan ketika ayatnya diacak, mereka tetap mampu menjawab dengan tepat,” ujarnya.
Menurut Rahimul, sebagian besar peserta tampil baik di panggung lomba, terutama dari sisi hafalan. “Sebagian besar anak-anak kita tampil dengan sangat baik, tidak ada kesalahan dan tidak ada bel. Kalaupun ada yang terkena bel, hanya satu kali,” katanya.
Meski demikian, ia mencatat ada beberapa hal penting yang perlu ditingkatkan, terutama kesiapan mental dan penguasaan lagu. Karena diantara peserta masih terlihat masih grogi dan terkadang juga kurang fokus.
“Banyak yang merasa grogi saat tampil, apalagi ketika kena bel untuk pertama kali. Mereka menganggap nilainya langsung berkurang banyak, sehingga memengaruhi penampilan berikutnya. Padahal, di tingkat nasional ini, persaingan bukan lagi di hafalan, tapi di kualitas suara, lagu, tajwid, dan fasahah,” terangnya.
Rahimul berharap pembinaan ke depan dapat lebih memperkuat aspek-aspek tersebut agar kafilah Sumbar mampu tampil lebih baik di ajang nasional berikutnya. Secara umum, kualitas hafalan anak-anak kita sudah sangat baik.
"Kami mengimbau kepada orang tua, masyarakat, dan generasi muda agar terus mencintai Al-Qur’an. Sebab, Al-Qur’an adalah sebaik-baik hadiah yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad SAW,” tuturnya menutup wawancara.