Wirid Jum’at Kemenag Sumbar Bicara Kaidah Kehidupan Melalui Tiga Surat dalam Al-Qur’an 

Padang, Humas - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat kembali laksanakan kegiatan rutin wirid jumat yang di ikuti oleh seluruh ASN Kanwil Kemenag Sumbar pada Jumat ( 18/10/2024 ) yang berlangsung di Masjid Mambaul Ikhlas.

Dalam wirid pekan ketiga Bulan Oktober, menghadirkan ustadz Sofyan Hadi yang membahas tentang beberapa surat dalam Al-quran. Hadir langsung Kabag TU H Edison, Kabid Papkis H Joben, Kabid Penmad H Hendri Pani Dias, jajaran ketua tim, JFT dan JFu serta pramubhakti dan tenaga honorer.

Dalam tausiyahnya ustadz Sofyan Hadi membahas tiga surat, Qs Al-Baqarah ayat 216, Qs An-nisa ayat 19 dan Qs an -nur ayat 11. Menurutnya ketiga surat ini merupakan kaidah kehidupan yang Allah Swt sampaikan yang harus diimani.

Dimana substansi intinya adalah Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia sangat baik bagi kamu, Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia sangat buruk bagi kamu. ” 

Dalam ketiga surat tersebut, Sofyan Hadi juga mencontohkan pengamalan ketiga surat tersebut,. 

Ustadz Sofyan Hadi mengisahkan  wanita  solehah sekelas Asiyah mendapatkan suami sekafir Fir’aun.Namun demikian, Asiyah tidak meninggalkan Fir’aun karena sudah dijanjikan rumah disurga oleh Allah Swt.

Hal  ini tertuang dalam surat Qs Al-baqarah ayat 216, yang buruk bagimu belum tentu buruk di mata Allah Swt.  Disisi lain, Ia juga mencontohkan kisah Siti Hajar yang berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah demi mencari air untuk nabi Ismail.

“Hal yang dianggap buruk ternyata itu menjadi ibadah dan pahala untuk Siti Hajar.” Jelas Sofyan.

Penutup dari kegiatan wirid jumat kali ini Kepala Bidang Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan Islam ( PAPKIS ) H. joben yang menyimpulkan tausiah ustadz Sofyan Hadi perlu ditadabburi.

Ia meyakini hal serupa, bahwa boleh jadi sesuatu yang manusia benci padahal itu baik baginya. Dan boleh juga apa yang manusia cintai, justru hal itu buruk baginya“ jelas H Joben .

“Jadi Jangan sampai kita terjebak dengan apa yang disebut dengan istijrad dikatakan itu madu tetapi pada hakikat nya adalah racun. Kita seolah menikmati tetapi pada hakikatnya sesuatu yang kita nikmati itu menjadi racun,” tutupnya.(vera)

 

 


Editor: vethriarahmi
Fotografer: VR