Wirid Jum'at Kemenag Tanah Datar : Aqidah Sebagai Fondasi Kehidupan Seorang Muslim

Batusangkar-Humas : Dalam Islam, aqidah adalah keyakinan yang kuat terhadap sesuatu. Aqidah menjadi fondasi kehidupan seorang muslim dan membentuk kesalehannya. Kata aqidah sendiri berasal dari bahasa Arab aqada-ya'qudu-aqidatan yang berarti mengikat atau mengadakan perjanjian, yang kemudian merujuk pada akad atau perjanjian kita manusia dengan Allah SWT.

"Kalau sudah kuat ikatannya, maka baik qolbu, perkataan maupun tindakannya hanya semata-mata karena Allah ta'ala," demikian ujar ustadz Auzar Dailami dalam tausiyah mengisi wirid rutin Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Tanah Datar, Jum'at (29/11).

Wirid rutin yang dilaksanakan setiap 2 mingguan dilangsungkan di Mushalla Al-Ikhlas Kankemenag dan diikuti oleh Kepala Kankemenag H. Amril, Kasubbag Tata Usaha, Kepala Seksi, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Ketua dan anggota Pokjawas serta seluruh ASN Kankemenag Tanah Datar.

Adapun tujuan dari penguatan aqidah yaitu memurnikan niat dan ibadah hanya kepada Allah SWT. "Manusia diciptakan untuk beribadah kepada yang menciptakan sebagaimana kita imani, adapun aqidah akan menuntun kehidupan kita bahwa tiada tempat mengadu, tiada tempat bermohon, tidak tempat meminta ampunan kecuali kepada Allah SWT," tambah ustadz yang juga Ketua MUI Kecamatan Sungayang.

Aqidah berkaitan erat dengan tauhid, yaitu meng-esa-kan Allah SWT. Kesempurnaan ibadah seorang muslim dalam kehidupannya harus merujuk konsep aqidah dan tauhid. Keesaan Allah sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini dalam ajaran tauhid disebut dengan Rubūbiyyah. "Marilah kita senantiasa menjaga ibadah kita dengan perkuat aqidah sebagai fondasi muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia," tutup ustadz Auzar.

Memberi arahan pada kesempatan wirid ini, Kepala Kankemenag H. Amril menyampaikan agar setiap wirid ada ilmu yang didapat oleh jamaah wirid, sebagaimana ada 4 golongan orang yang menuntut ilmu. "Ada golongan orang yang berilmu, menguasai atau paham tentang suatu ilmu dan ada golongan orang yang menuntut ilmu, yang proaktif mau mndengarkan, sekalipun orang yang menyampaikan lebih Muda. Kemudian golongan orang yang mau mendengarkan ilmu serta orang yang menyukai ilmu, meski sedikit ilmu yang didapat, ia tetap akan senang," ujar H. Amril.

Menutup wirid, H. Amril berharap ilmu atau kajian wirid kali ini menjadi pelajaran berharga dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam memperkuat aqidah sebagai fondasi kehidupan seorang muslim. (AP/UH)


Editor: Anggi
Fotografer: Ulfa