Padang (Humas)- Morydean Asli Chaidir, tokoh muda dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan seorang pengusaha, maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR RI. Ia didapuk menjadi salah seorang pembicara Ngobrol Pendidikan Islam(ngopi) bersama Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumbar yang dipusatkan di Basco Hotel Padang, Kamis (02/11-23).
Calon legislator muda ini mengatakan bahwa mewujudkan tagline madrasah “madrasah mandiri berprestasi” sedikitnya memiliki 3 kunci kesuksesan, yaitu menyayangi orang tua, kerja keras dan berdoa. Selain itu juga perlu afirmasi baik dari kelembagaan ataupun kualitas SDM tenaga pendidik madrasah dalam melahirkan generasi muda berprestasi dan berakhlak.
Hal itu menurutnya mengingat untuk tahun ini saja tercatat 140 ribu kasus pidana. Hal ini meningkat 30 persen dari tahun lalu.
Menurutnya Indikator kriminal ini dapat menjadi sebuah acuan, bahwa pendidikan hari ini membutuhkan sentuhan agama secara mendalam.
Kehadiran madrasah dan ponpes diharapkan mampu menjawab dinamika persoalan persoalan yang berkembang ditengah masyarakat, sambungnya.
Ia tak menampik penguatan yang ada di Komisi VIII DPR sudah tepat, bahwa pendidikan agama tidak bisa lepas dari negara. Pendidikan madrasah kedepan harus dikembangkan lagi.
“Jika dulu anggapan masyarakat awam lembaga pendidikan agama tidak mampu bersaing dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Fakta ini sudah dibantah peniliti non muslim. Michael Heart dalam bukunya 100 tokoh berpengaruh di dunia peringkat pertama adalah Nabi Muhammad Saw. Menurutnya empat sifat nabi harus menjadi acuan bagi masyarakat dalam menjalankan kehidupan.” Jelasnya.
Ia meyakini ada empat hal yang harus dikembangkan kepala madrasah di era kekinian. Pertama, jadikanlah madrasah menjadi destinasi buat orang tua untuk menyelolahkan anaknya.
Kedua, data itu merupakan properti buat kepala madrasah, jadi kepala madrasah harus tahu kondisi maupun data madrasah.
Ketiga, budaya prestasi madrasah itu harus ditumbuh kembangkan, semua siswa punya bakat dan minat masing-masing dan disalurkan oleh guru BK, maka prestasi anak bisa berkembang.
Terakhir, totalitas kepala dan guru terhadap loyalitas madrasah untuk mengajar penuh tarbiyah.
Kemudian buku berjudul 100 kunci sukses yang ada dalam buku Steward. Definisi orang yang sukses secara umum, memiliki IQ yang tinggi, namun dalam buku tersebut IQ menjadi urutan ke 21, kunci sukses.
Menurut peniliti tersebut, sekolah berprestasi justru berada pada posisi ke 23. Kunci orang sukses adalah sifat kejujuran, bukan IQ atau sekolah yang tinggi, atau sekolah favorit.
Kedua, disiplin yang tinggi, dan ketiga orang yang mudah bergaul dan berkomunikasi.
Berangkat dari hal itu, Dean meyakini tidak ada yang perlu diragukan lagi dengan lembaga pendidikan agama seperti madrasah dan ponpes.
“Madrasah adalah pendidikan plus, yang diperkuat dengan pendidikan agama. Nah pertanyaannya bagaimana peserta didik bisa meningkatkan pemahaman agama yang alokasi jam pelajaran agama hanya 3 jam paling banyak dalam seminggu di lembaga pendidikan umum,” Ungkapnya.
Disisi lain, perkembangan teknologi khususnya gadget yang terus berkembang dengan fitur yang mampu menarik perhatian anak-anak.
Ia menilai melalui pendidikan agama, siswa madrasah siap menghadapi dunia. Hanya saja yang menjadi tantangan justru alokasi anggaran yang tidak sebanding dengan alokasi anggaran lembaga pendidikan umum seperti SD, SMP dan SMA.
Di samping itu Ki jal Atri Tanjung sebagai salah satu nara Sumber juga dalam acara Ngopi bersama Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar menyatakan dukungannya untuk memajukan pendidikan madrasah.
Itulah mengapa, pihaknya mengaku perlu mendengar masukan dan aspirasi peserta dalam diskusi Ngopi ini.
Bagaimana pun telah menjadi sebuah keniscayaan sebagai lembaga pengawasan, menurutnya komisi VIII DPR RI selaku perwakilan suara rakyat harus mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat khususnya bidang pendidikan agama Islam RI.(vera )