Penguatan Moderasi Beragama Rambah Dunia Pendidikan

Penguatan Moderasi Beragama Rambah Dunia Pendidikan

Padang, Humas—Menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Menteri Agama, Kementerian Agama terus melakukan berbagai kebijakan terhadap Penguatan moderasi beragama. Kali ini dengan merambah pada dunia pendidikan. Gerak cepat dari kebijakan tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat di bawah Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Kurikulum Madrasah Tahun 2021 di Provinsi Sumatera Barat bertempat di aula Aula MAN Insan Cendikia Padang Pariaman, Selasa (08/06).

Berdasarkan laporan Ketua Panitia disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Syamsul Arifin bahwa kegiatan ini diikuti lebih kurang 160 peserta yang terdiri dari Kepala Madrasah Aliyah dan Kepala Madrasah Tsanawiyah se Sumatera Barat.

“Kegiatan ini akan dilaksanakan 2 angkatan, pertama untuk Kepala MA dan MTs yang kedua nanti untuk Kepala MI dan Pimpinan Pondok Pesantren,” tambahnya.

Hadir secara langsung membuka kegiatan tersebut Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Syamsuir bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman. Kegiatan ini juga menghadirkan tokoh masyarakat Kabupaten Padang Pariaman yaitu, Rahmat Tuanku Sulaiman yang bertindak sebagai narasumber nantinya.  

Dalam arahannya Plt. Kakanwil menjelaskan bahwa Moderasi beragama merupakan suatu proses pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran agama, ini merupakan program prioritas pertama dari tujuh programnya yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden. 

“untuk tahun ajaran 2021, penguatan moderasi beragama akan diterapkan dalam kurikulum madrasah pada bidang studi PPKN, maka sudah menjadi kewajiban kita warga Madrasah untuk mendukung kebijkan ini dan memberikan penguatan terhadap kurikulum moderasi beragama yang merupakan program unggulan yang sudah di cetus mentri agama,” jelasnya.

“Ini adalah salah satu program yang sangat ditekankan Menteri Agama, dimasukkannya materi moderasi beragama ke dalam kurikulum madrasah merupakan salah satu upaya Kemenag untuk aklselerasi penguatan moderasi beragama,” tambahnya lagi.
“Program ini harus cepat kita sosialisasikan, mari kita bekerja untuk kemajuan lembaga, dan dimulai dengan membentuk karakter anak didik kita melalui penguatan moderasi beragama ini,” sampainya.

Rahmat Tuanku Sulaiman salah seorang tokoh masyarakat Kab. Padang Pariaman yang bertindak sebagai narasumber pada kegiatan tersebut menyampaikan Penguatan moderasi beragama di Indonesia saat ini penting dilakukan didasarkan fakta bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dengan berbagai macam suku, bahasa, budaya dan agama.  Indonesia juga merupakan negara yang agamis walaupun bukan negara berdasarkan agama tertentu. 

“Hal ini bisa dirasakan dan dilihat sendiri dengan fakta bahwa hampir tidak ada aktivitas keseharian kehidupan bangsa Indonesia yang lepas dari nilai-nilai agama. Keberadaan agama sangat vital di Indonesia sehingga tidak bisa lepas juga dari kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Ditambahkannya, “moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara melaksanakan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.”

“Moderasi Beragama itu menjadi penting karena dengan merawat keberagaman kita menjadi lebih produktif sehingga kita bisa lebih maju,” tambahnya.

“Di madrasah mulai dari kepala hingga ke siswa juga harus memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana penguatan moderasi beragama, sehingga melahirkan anak anak yang memiliki cara berfikir menyeimbangkan cara beragama. Karena cara berfikir, cara bersikap dan cara bertingkah laku semua itu terbentuk dari pendidikan di Madrasah atau Sekolah. Salah satu pilar penguatannya adalah melalui lembaga pendidikan. Semakin banyak literasi kita maka semakin banyak informasi yang kita dapatkan. Hal ini lah yang mendasari mengapa sangat perlunya materi moderasi beragama ini dimasukkan kedalam kurikulum Madrasah” tambahnya lagi.

Diakhir Rahmat Tuanku Sulaiman berharap, “semoga dengan adanya kurikulum penguatan moderasi beragama ini akan mampu menciptakan generasi yang memiliki pola fikir yang luas, positif dan memiliki toleransi yang tinggi menghargai keberagaman dan cinta damai demi mencapai kemajuan bangsa dan Negara,”  ujarnya diakhir. [DW]